Agar berhasil dalam
memasukkan demo album tim nasyid teman-teman, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Tapi diingat bahwa yang paling menentukan adalah kualitas dari
kelompok nasyid itu sendiri dan rezeki. Kalau belum rezeki dari Allah,
maka bagaimanapun juga tetap tidak dapat. Karena itu kita diharuskan selalu
berusaha dan berdo'a dan tetap pasrah dan sabar. Tapi jangan juga terlalu ngoyo
atau memaksakan diri. Ukur kemampuan diri tim nasyid teman-teman. Jika sikap
ini dipunyai teman-teman niscaya kalau gagal juga tidak terlalu kecewa dan bisa
ikhlas.
Untuk meningkatkan
kualitas, teman-teman harus tetap buka mata buka telinga terhadap jenis musik
lain. Bisa dikatakan bahwa teman-teman harus apresiatif, adaptif dan ekspresif
sehingga kualitas tim nasyid teman-teman bisa terasah dan menemukan karakter sendiri.
Bukan berarti harus ikut-ikutan tren. Teman-teman juga harus banyak belajar.
Perlu diingat bahwa dalam industri musik ada seleksi alam, yang pandailah yang
akan bertahan.
1.
Buat pemetaan jalur indie dan major buat pilihan
Kalau
masih bingung memilih jalur indie atau major, buatlah pemetaan. Disini
teman-teman menghitung untung dan rugi memilih antara indie atau major label.
Diperkirakan juga untuk prospek ke depannya.
2.
Buat dan berikan demo yang "matang"
Memasukkan
demo ke pihak label, tentu buat didengarkan. Nah, ini bagian yang paling
penting. Demo album rekaman kita harus bagus dan enak didengerin. Istilahnya 'matang' atau layak dengar. Karena demo
yang masuk ke label itu banyak, tidak cuma punya kita. Kalau demo saja sudah
jelek, pihak label juga akan malas mendengarkannya. Jangan gara-gara ini tim
nasyid kita dianggap tidak serius dan tidak berkualitas. Selain itu buatlah
kemasan demo dari tim nasyid teman-teman semenarik mungkin. Baik itu desain
cover or anything. Tunjukkan seolah-olah sudah profesional.
Oh iya
untuk pembuatan demo rekaman, sebaiknya tim nasyid punya Mastering Controler
atau Quality Controller. Mereka adalah tim yang tugasnya mengontrol
kualitas dari demo atau master rekaman kita. Sudah layak dengar apa tidak.
Harus orang yang sudah berpengalaman, punya insting kuat, punya basik ilmu
tentang sound yang kuat dan punya kemampuanlah intinya. Agar demo-nya jadi 'mateng',
punya konsep yang jelas dan tidak asal jadi.
3.
Baca karakter masing-masing label
Biasanya
tiap label punya karakter musik yang mereka usung sendiri-sendiri. Misalnya
kalau dulu Warner, suka nasyid kayak Raihan atau Nowseeheart, Sony suka musik-musik kayak album religi Gigi. Nada Hijrah a division Forte Record lebih
enak karena untuk genre pop bisa terima. Dan contoh lain-lain. Apalagi semua Mayor Label sekarang sedang gencar gencarnya bila setiap mau
hendak bulan Ramadhan, pasti mengeluarkan album Religi. Teman-teman
bisa pelajari itu. Misalkan tim nasyidnya ala perkusinya The Zikr dimasukkin ke
Sony, ya mentok. Tapi bisa saja sih kalau sudah rezeki .. :D
4.
Jangan samakan sama indie label sama major label.
Mayor
label tentu saja sudah advance, punya banyak dana dan lebih menguasai medan.
Lainnya halnya dengan indie label. Sebagai sebuah label "kecil",
indie label tentu punya keterbatasan. Nah dengan keterbatasan itu, harus
disadari bahwa antara munsyid dan label harus saling bantu. Munsyid tidak lepas
tangan saja menyerahkan urusan ini itu kepada label, begitupun sebaliknya.
Karena berjuang bersama di Indie Label adalah hal yang lumrah dan dituntut.
5.
Cermati kontrak sama label, untung ruginya
Ini hal
yang tidak kalah penting yaitu kontrak dengan label. Jangan sampai gara-gara
kontrak, untuk kedepannya bisa merugikan munsyid. Banyak tim nasyid yang bubar
gara-gara ini (sudah banyak kasus lho..). Kontrak dengan label harus jelas dan
usahakan agar tercapai hasil persetujuan kontrak yang sama-sama menguntungkan
kedua belah pihak. Disini teman-teman munsyid harus jago bernegosiasi. Namun
sebelumnya teman-teman juga dituntut untuk bisa membaca kontrak. Karena itu
banyak belajar dan bertanya dengan munsyid-munsyid yang sudah senior untuk
urusan satu ini. Soalnya bahasa-bahasa dalam surat kontrak ngejelimet (apa yah
bahasa Indonesianya) atau banyak jebakan-jebakan. Perlu pemahaman bahasa yang
kuat. Kalau tidak, bisa-bisa nantinya merasa dirugikan, merasa dijebak dan
tertipu. Padahal salah sendiri yang tidak paham dengan kontrak.
Buat temen2 yang
mempunyai lagu-lagu karya sendiri, dan sudah mengemasnya dengan kualitas layak
dengar, temen2 bisa ke artikel saya yang berjudul Tips Kirim Demo ke Label
serta Alamat Produser dan Record Label, semoga bermanfaat untuk menampung demo
lagu temen2. Siapa tahu who knows… :)
Oke, selamat
berjuang. Keep struggle together .. ! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar