Kalau mendengar kata nasyid, pasti terbayang satu image musik
seperti yang dibawakan oleh Raihan atau Hijjaz yang kental dengan
genre melayu atau suasana acapella ala Snada, Suara Persaudaraan
atau Mupla atau musik yang minimalis seperti The Zikr dan Qatrunada.
Atau juga lagu-lagu perjuangan ala Al-quds atau Izzatul Islam.
Performance kostum pun yang terbayang pasti kumpulan vokalis berbaju koko
lengkap dengan pecinya. Ya, sebagian besar orang-orang yang masih belum banyak
mengetahui perkembangan nasyid akan membayangkan hal itu. Padahal style nasyid
sekarang sudah sangat beragam dan tidak melulu begitu.
Dapat dimaklumi kenapa imej itu dapat tercipta, karena style nasyid tersebut adalah bagian dari awal sejarah perkembangan nasyid, yang memang saat itu digandrungi bahkan sampe sekarang masih digandrungi. Style-style itu juga masih mendominasi papan atas dalam dunia nasyid sekarang ini. Jadi jelas nasyid-nasyid dengan style baru memerlukan suatu proses untuk dikenali lebih luas dan diakui sebagai bagian dari nasyid. Tapi ingat, tetap dalam batasan bahwa nasyid adalah media untuk semakin ngedekatkan diri kepada Allah swt. Bagaimanapun itu bentuk rupanya, kalau lagu atau penampilan itu membuat orang ingat Allah, maka disebut nasyid.
Raihan, adalah salah satu tim nasyid papan atas yang udah sangat terkenal di Indonesia. Kepopuleran tim nasyid ini sangat mempengaruhi imej nasyid di Indonesia itu sendiri. Snada adalah tim nasyid lain yang sudah terkenal juga. Tim-tim nasyid lain belum banyak dikenal. Sedangkan penyanyi-penyanyi yang musiknya bisa dimasukkan dalam genre nasyid malah dikenal di dunia musik bukan sebagai nasyid. Seperti Haddad Alwi, Debu, Bimbo. Mereka lebih dikenal sebagai Pop Religius.
Masih mendingan dengan Malaysia yang memang imej nasyidnya sudah mengalami pergeseran. Negara ini punya tim-tim nasyid papan atas dan terkenal yang mempunyai style beragam. Seperti Rabbani yang mulai banyak mengusung lagu-lagu nge-beat atau Inteam, UNIC, Dehearty dengan color pop ballad nasyidnya, Nowseeheart yang musiknya nge-band, Saujana yang kadang-kadang mengusung warna R n B, Far-East dengan musik variatifnya dan tim nasyid lain-lain. Perkembangan nasyid disana dirasa memang lebih bebas dan variatif. Imej nasyidnya tidak melulu Raihan atau Hijjaz, atau The Zikr. Bahkan Raihan dan Hijjaz pun sudah mengalami metamorfosa.
Nah, kalau melihat perkembangan dunia musik Indonesia yang sangat berkembang dan variatif. Seharusnya, nasyid indonesia bisa lebih variatif juga. Fakta bahwa, dibandingkan dengan Malaysia, perkembangan dunia musik di Indonesia lebih maju. Beberapa tim nasyid bahkan musisi asal Malaysia pun mengacu kepada musik Indonesia untuk style musiknya.
Contoh realnya saja lagu nasyid dari tim nasyid Firdaus bertajuk “Cermin Duniawi”, warnanya seperti lagu “Jika”-nya Melly Goeslaw dan Ari Lasso, atau juga nasyid “Sahabat” yang beatnya seperti “Seberapa Pantas”-nya Sheila On 7. Bisa dibilang intro lagu “Perjalanan”-nya juga mengambil dari lagu intronya salah satu lagu Dewa. Eh tapi ada yang unik dari tim nasyid U.N.I.C nasyid mereka yang bertajuk “Remaja” warna musiknya ala-ala Beatles gitu. Mengapa kita tidak bisa ?
Sebenarnya, tim-tim nasyid baru di Indonesia banyak bermunculan bak jamur di musim hujan . Namun, kemunculan tim-tim nasyid ini terkesan canggung. Kesan itu timbul karena beberapa sebab. Salah satunya karena mengusung style-style yang kurang variatif dan masih mengekor ke style lama. Selain itu, kebanyakan kemunculan tim-tim nasyid ini dengan modal pemahaman musik yang pas-pasan. Ada juga tim nasyid yang muncul dengan materi musik yang bagus tapi dengan modal vokal yang tidak terlalu spesial. Ada juga kebalikannya dengan materi vokal yang bagus tapi musik yang tidak menjual. Kadang juga, ada dasar vokal bagus tapi tidak dilatih untuk lebih profesional. Jadi benar-benar terkesan canggung di dunia musik.
Solusi untuk persoalan di atas salah satunya adalah bagaimana pelaku-pelaku nasyid mampu membawa dan melibatkan orang-orang yang sudah eksist atau bahkan berkeahlian di bidang musik serta vokal untuk masuk mengembangkan nasyid itu sendiri. Disamping itu pelaku nasyid itu juga harus meningkatkan kualitas musiknya. Banyak solusi lain seperti pembinaan, pencarian bakat dan promosi. Pembinaan bisa melalui workshop sedangkan pencarian bakat bisa dilakukan melalui festival-festival.
Suatu saat, imej nasyid sedikit demi sedikit memang akan lebih berbeda di mata masyarakat dengan munculnya nasyid-nasyid style baru ke permukaan. Nasyid-nasyid ini akan lebih meramaikan dan melengkapi style nasyid yang sudah ada, tapi tidak untuk menyingkirkan style nasyid yang sudah ada. Style-style yang ada akan tetap jalan beriringan meramaikan dunia pernasyidan. (nasyid.com/sander)
Dictionary :
digandrungi = diminati
Dapat dimaklumi kenapa imej itu dapat tercipta, karena style nasyid tersebut adalah bagian dari awal sejarah perkembangan nasyid, yang memang saat itu digandrungi bahkan sampe sekarang masih digandrungi. Style-style itu juga masih mendominasi papan atas dalam dunia nasyid sekarang ini. Jadi jelas nasyid-nasyid dengan style baru memerlukan suatu proses untuk dikenali lebih luas dan diakui sebagai bagian dari nasyid. Tapi ingat, tetap dalam batasan bahwa nasyid adalah media untuk semakin ngedekatkan diri kepada Allah swt. Bagaimanapun itu bentuk rupanya, kalau lagu atau penampilan itu membuat orang ingat Allah, maka disebut nasyid.
Raihan, adalah salah satu tim nasyid papan atas yang udah sangat terkenal di Indonesia. Kepopuleran tim nasyid ini sangat mempengaruhi imej nasyid di Indonesia itu sendiri. Snada adalah tim nasyid lain yang sudah terkenal juga. Tim-tim nasyid lain belum banyak dikenal. Sedangkan penyanyi-penyanyi yang musiknya bisa dimasukkan dalam genre nasyid malah dikenal di dunia musik bukan sebagai nasyid. Seperti Haddad Alwi, Debu, Bimbo. Mereka lebih dikenal sebagai Pop Religius.
Masih mendingan dengan Malaysia yang memang imej nasyidnya sudah mengalami pergeseran. Negara ini punya tim-tim nasyid papan atas dan terkenal yang mempunyai style beragam. Seperti Rabbani yang mulai banyak mengusung lagu-lagu nge-beat atau Inteam, UNIC, Dehearty dengan color pop ballad nasyidnya, Nowseeheart yang musiknya nge-band, Saujana yang kadang-kadang mengusung warna R n B, Far-East dengan musik variatifnya dan tim nasyid lain-lain. Perkembangan nasyid disana dirasa memang lebih bebas dan variatif. Imej nasyidnya tidak melulu Raihan atau Hijjaz, atau The Zikr. Bahkan Raihan dan Hijjaz pun sudah mengalami metamorfosa.
Nah, kalau melihat perkembangan dunia musik Indonesia yang sangat berkembang dan variatif. Seharusnya, nasyid indonesia bisa lebih variatif juga. Fakta bahwa, dibandingkan dengan Malaysia, perkembangan dunia musik di Indonesia lebih maju. Beberapa tim nasyid bahkan musisi asal Malaysia pun mengacu kepada musik Indonesia untuk style musiknya.
Contoh realnya saja lagu nasyid dari tim nasyid Firdaus bertajuk “Cermin Duniawi”, warnanya seperti lagu “Jika”-nya Melly Goeslaw dan Ari Lasso, atau juga nasyid “Sahabat” yang beatnya seperti “Seberapa Pantas”-nya Sheila On 7. Bisa dibilang intro lagu “Perjalanan”-nya juga mengambil dari lagu intronya salah satu lagu Dewa. Eh tapi ada yang unik dari tim nasyid U.N.I.C nasyid mereka yang bertajuk “Remaja” warna musiknya ala-ala Beatles gitu. Mengapa kita tidak bisa ?
Sebenarnya, tim-tim nasyid baru di Indonesia banyak bermunculan bak jamur di musim hujan . Namun, kemunculan tim-tim nasyid ini terkesan canggung. Kesan itu timbul karena beberapa sebab. Salah satunya karena mengusung style-style yang kurang variatif dan masih mengekor ke style lama. Selain itu, kebanyakan kemunculan tim-tim nasyid ini dengan modal pemahaman musik yang pas-pasan. Ada juga tim nasyid yang muncul dengan materi musik yang bagus tapi dengan modal vokal yang tidak terlalu spesial. Ada juga kebalikannya dengan materi vokal yang bagus tapi musik yang tidak menjual. Kadang juga, ada dasar vokal bagus tapi tidak dilatih untuk lebih profesional. Jadi benar-benar terkesan canggung di dunia musik.
Solusi untuk persoalan di atas salah satunya adalah bagaimana pelaku-pelaku nasyid mampu membawa dan melibatkan orang-orang yang sudah eksist atau bahkan berkeahlian di bidang musik serta vokal untuk masuk mengembangkan nasyid itu sendiri. Disamping itu pelaku nasyid itu juga harus meningkatkan kualitas musiknya. Banyak solusi lain seperti pembinaan, pencarian bakat dan promosi. Pembinaan bisa melalui workshop sedangkan pencarian bakat bisa dilakukan melalui festival-festival.
Suatu saat, imej nasyid sedikit demi sedikit memang akan lebih berbeda di mata masyarakat dengan munculnya nasyid-nasyid style baru ke permukaan. Nasyid-nasyid ini akan lebih meramaikan dan melengkapi style nasyid yang sudah ada, tapi tidak untuk menyingkirkan style nasyid yang sudah ada. Style-style yang ada akan tetap jalan beriringan meramaikan dunia pernasyidan. (nasyid.com/sander)
Dictionary :
digandrungi = diminati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar