Sabtu, 16 November 2013

MODUL PELATIHAN NASYID




TEKNIK NOTASI
DALAM
HARMONISASI SUARA


I. PENDAHULUAN


Salah satu bidang di dalam seni suara adalah aransemen, yang berarti teknik pengaturan suara, baik itu untuk dinamika dan susunan lagu, maupun manajemen suara untuk mencapai harmonisasi suara. Untuk menguasai ilmu aransemen dibutuhkan pengetahuan akan musik itu sendiri dan juga teknik notasi. Setelah memahami teknik notasi ini akan dijelaskan pula penerapannya dalam penyusunan notasi untuk harmonisasi suara. Harmonisasi suara akan dapat dicapai juga dengan mendalami ilmu chord / kunci nada dalam alur suatu lagu.

II. NOTASI

II.1. Tangga Nada dan Interval

            Notasi disusun dari berbagai macam nada, dan nada itu sendiri terdiri dari berbagai macam jenis sesuai dari daerah asalnya. Nada yang berasal dari Jawa, China dan Jepang adalah nada pentatonic yang berarti terdiri dari 5 nada yaitu 3 4 5 7 1 3, sedangkan nada yang akan kita pelajari pada bab ini adalah diatonis yang terdiri dari 8 nada. Nada-nada yang tersusun itu disebut tangga nada yang teridiri dari  :

 C          D         E           F          G          A         B        C’
1(do) – 2(re) – 3(mi) – 4(fa) – 5(sol) – 6(la) – 7(si) – 1’(do) tinggi.
      1          1           ½          1          1           1            ½

Contoh di atas diambil dari kunci dasar C. Di atas dapat dilihat bahwa jarak nada / interval nada dari C rendah sampai dengan C tinggi bermacam-macam. Khususnya nada dari yang ketiga 3 (mi) /E ke nada keempat 4 (fa) / F dan nada ke tujuh 7 (si) / B ke nada kedelapan 1’(do tinggi) / C’ adalah ½ nada, ini sudah merupakan hukum interval nada.

II.2. Kunci Nada / Chord.

Tangga nada diatonis terbagi menjadi dua macam yakni  :
  1. Tangga nada diatonis mayor  :  C D E F G A B C’
  2. Tangga nada diatonis minor  :   A B C D E F Gis A’
Kesimpulannya bahwa nada diatonis mayor dimulai dari nada C, sedangkan nada diatonis minor dimulai dari A yaitu nada keenam dari nada dasar. Untuk melihat penerapannya kita dapat lihat didalam tabel berikut ini  :

KUNCI MAYOR DASAR
SUSUNAN NADA
KUNCI MINOR
SUSUNAN NADA
C
1 – 3 – 5
A minor
6 – 1 - 3
D
2 – 4# - 6
B minor
7 – 2 – 4#
E
3 – 5# - 7
Cis minor
1# - 3 – 5#
F
4 – 6 – 1’
D minor
2 – 4 – 6
G
5 – 7 – 2
E minor
3 – 5 – 7
A
6 – 1# - 3
Fis minor
4# - 6 – 1#
B
7 – 2# - 4#
G minor
5 – 6# - 2

Teknik mencari nada minor adalah sebagai berikut :
  1. Jika Kunci dasarnya adalah C, ambil nada ke 6 yaitu A. Atau dengan kunci dasar sebagai contoh kita ambil saja G maka : nada ke enamnya adalah E.
  2. Jika Kunci Mayor Dasar diminorkan caranya dengan mengurangi ½ nada pada nada ke 3. Misalnya A mayor yang tersusun dari 6 – 1# - 3 menjadi 6 – 1 – 3. Atau C mayor  1 – 3 – 5 menjadi 1 – 2# - 5.

Susunan nada di atas disebut akord / chord / kunci nada. Akord adalah sekumpulan nada yang dibunyikan secara bersamaan.  Akord dibagi menjadi tiga bagian yaitu  :
  1. Akor Tonika yaitu terdiri dari : 1 – 3 – 5 di mana 1(do) berlaku sebagai bass. Sifat dari akord ini stabil, tenang dan bulat. Peranan akord ini di dalam satu lagu adalah sebagai akord pusat untuk tangga nada mayor dan juga sebagai penutup lagu mayor.
  2. Akord Dominan yang terdiri dari : 5 – 7 – 2. Sifat akord ini tidak tenang dan selalu ingin bergerak ke Tonika. 5 (sol) di sini  berlaku sebagai bass. Akord ini berfungsi sebagai variasi perpindahan akord dari akord pusat di dalam suatu lagu ke nada lagu yang lebih rendah.
  3. Akord Subdominan yang terdiri dari  :  4 – 6 – 1’.  Sifat akord ini tidak tenang dan selalu ingin kembali ke Tonika dan berfungsi untuk bergerak dari Tonika ke puncak lagu (Reff / Chorus).

Berikut ini adalah catatan akord apa saja yang bisa dimainkan dalam suatu lagu sesuai kaidah ketiga jenis akord tadi.

AKORD DASAR TONIKA
AKORD DOMINAN
AKORD TONIKA
MINOR  PEMBANTU TONIKA
MINOR PEMBANTU DOMINAN
MINOR PEMBANTU SUBDOMINAN
C  1 3 5
G  5 7 2’
F  4  6 1’
A m  6 1’ 3’
E 3 5# 7
D m 2 4 6
D  2 4# 6
A  6 1#’ 3’
G  5 7 2’
B m 7 2’ 4#’
Fis 4# 6# 1#
E m 3 5 7
E  3 5# 7
B  4# 7 2#’
A 6 1#’ 3’
Cis m 1# 3 5#
Gis 5# 1’ 2#’
Fis m 4# 6 1#’
F  4 6 1’
C  1 3 5
Bes  6# 2
D m  2 4 6
A  6 1#’ 3’
G m 5 6# 2
G  5 7 2’
D  2 4# 6
C 1 3 5
E m  3 5 7
B 7 2#’ 4#’
A m  6 1’ 3
A  6 1#’ 3’
E 3 5# 7
D 2 4# 6
Fis m 4# 6 1#’
Cis 1# 4 5#
B m 7 2’ 4#
B 7 2#’ 4#’
Fis 4# 6# 1#
E 3 5# 7
Gis m 5# 7 2#’
Dis 2# 5 6#
Cis m 1# 3 5#

 

II.2. Ketukan

            Selain notasi itu memiliki berbagai macam nada, setiap nada sendiri dalam suatu lagu memiliki nilai nada dan ketukan yang terdiri dari not 1/64(1/16 ketuk), 1/32(1/8 ketuk), 1/16(1/4 ketuk), 1/8(1/2 ketuk), ¼ (1 ketuk), not ½(2 ketuk), not 1 (4 ketuk).
Contoh ketukan dalam notasi angka  (not ¼ dan 1/8) :
­­             __                     __      __                             __                        
// 0 0 0 1 2 / 3 5 5 6 / 5 .  3  1 1 2 / 3 3 2  1 / 2  .  .  1 2 / 3 5 5 6 /
            __     __
5        .  3 1 1 2 / 3 3 2 2 / 1 . . . //

Di atas dapat dilihat bahwa not ¼ tidak memiliki bendera, sedangkan not 1/8 mempunyai bendera 1. Angka 0 (nol) menunjukkan ketukan tanpa nada, sedangkan tanda “.” menunjukkan ketukan panjangnya nada.

III. TEKNIK VOKAL
           
Sumber suara manusia adalah pita suara. Pita suara ini terletak di pangkal kerongkongan manusia. Pita suara dapat bergetar dan mengeluarkan suara akibat udara yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui kerongkongan. Getaran suara yang keluar itu masih amat lemah, Tetapi kemudian diperkuat oleh adanya ruang resonansi dalam tubuh kita. Yang dimaksud dengan ruang resonansi adalah rongga mulut, rongga dada dan rongga kepala.  Berikut ini akan diterangkan beberapa petunjuk teknis yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan suara yang indah  :
1.      Jasmani maupun rohani dalam keadaan prima.
2.      Menggunakan pernapasan diafragma.
3.      Menarik nafas sebanyak-banyaknya dan mengeluarkannya sedikit demi sedikit.
4.      Menggunakan pernapasan dengan hidung bukan dengan mulut.
5.      Posisi badan rileks, tidak kaku / tegang.



III. 1. TEKNIK PERNAPASAN

            Secara umum ada tiga macam teknik pernapasan, yaitu :
1.      Pernapasan dada.
2.      Pernapasan perut.
3.      Pernapasan diafragma.

III.1.1.  Pernapasan Dada.
           
Teknik pernapasan dada mengambil napas dengan membusungkan dada, sehingga dada terangkat ke atas. Teknik pernapasan ini tidak baik digunakan  dalam bernyanyi, karena menyebabkan rongga dada, bahu, leher dalam keadaan tegang, sehingga alat-alat suara dalam tenggorokan dan alat-alat pernapasan seperti trachea / pita suara dan paru-paru dalam rongga dada menjadi kaku. Akibatnya akan menghasilkan suara yang tegang dan kaku pula.

III. 1.2. Pernapasan Perut

Teknik pernapasan perut mengambil napas dengan membusungkan perut. Teknik pernapasan ini memang tidak menimbulkan ketegangan pada rongga dada, leher dan bahu, Tetapi teknik ini tidak dapat menghasilkan suara yang tinggi dan keras.

III. 1.3. Pernapasan Diafragma

            Teknik pernapasan diafragma adalah teknik yang paling tepat digunakan pada saat menyanyi, karena pada waktu mengambil napas sekat ronga badan / diafragma mengembang. Tepatnya diafragma terletak antara rongga dada dan perut.



IV. Berlatih Kelenturan Suara  dan Pernapasan

            Setelah kita mengetahui teknik pernapasan yang paling tepat, kini kita akan melatih kelenturan suara dan pernapasannya.
1.       Berdiri tegak, tangan diletakkan dipinggul kiri dan kanan untuk merasakan bagian punggung.
2.       Hirup udara melalui hidung, bahu tidak terangkat, pada saat ini diafragma akan bergerak ke bawah dan ke arah depan seperti sebuah bola bundar akan melebar ke samping jika bagian atas kita ditekan. Gerakan ini menyebabkan bagian bawah tulang rusuk berkembang ke samping dan mendorong rusuk bagian atas ke depan, dan rongga paru-paru akan terisi penuh oleh udara.
3.       Tahan napas sebentar, usahakan tidak tegang.
4.       Hembuskan napas dari paru-paru melalui mulut, maka diafragma akan kembali seperti semula. Kekuatan dan ketahanan dalam menghemat keluarnya udara tergantung pada penguasaan otot diafragma.

Untuk melatih kelenturan suara dan pernapasan, latihlah lagu-lagu yang sederhana dan mudah dengan suara lentur.












PENGETAHUAN
MENGENAI SOUND SYSTEM

Dalam urutan belajar bernasyid terutama dalam hal performance salah satu hal yang juga tidak bisa diabaikan oleh para munsyid adalah bagaimana menguasai perangkat sound yang tersedia. Seringkali hal ini diabaikan oleh para munsyid sehingga ketika mereka menampilkan hasil karya nasyidnya jadi terdengar kurang maksimal.
Sound yang sÄ“mber, sumbang, watt kurang, tipe microphone yang tidak sama, tidak tepat frekuensi dan lain sebagainya acapkali menjadi batu sandungan yang herannya selalu diulangi ketika tim-tim nasyid tampil. Akibatnya alih-alih menampilkan sosok karya yang baik malah penampilan menjadi “low performance”, kurang “PeDe”, dan akhirnya saling menyalahkan diantara sesama anggota tim nasyid tersebut.
Berikut beberapa kiat dan cara agar tim nasyid bisa tampil PeDe dengan penguasaan sound yang baik berdasarkan pengalaman SNADA:

1.      KENALI JENIS SOUND SYSTEM


Ada banyak jenis sound pendukung performance bagi tim nasyid: Rolland, Metz, Yamaha sound, dan masih banyak jenis sound pendukung lainnya. Kita tidak perlu repot-repot kalau memang kita memiliki sound engineer sendiri karena dialah ayang akan bertanggung jawab untuk mengatur frekuensi suara masing-masing personal munsyid ketika tampil sehingga bisa memunculkan suara yang maksimal. Namun kalau sebuah tim nasyid tidak memiliki seorang sound engineer maka keahlian itu harus dikuasai sedikitnya oleh satu orang sehingga nantinya bisa mengatur sound kelompok nasyid tersebut.
0
 
ChannelVolume
 
            Secara umum sound memiliki 3 wilayah suara: High, Middle dan Low. Tambahan lainnya yang juga penting adalah Gain: untuk membesarkan/melebarkan suara dari masing-masing channel suara yang ada di sound system (lihat gambar berikut)






Text Box: Model Standar
Text Box: Model Kompleks

 












2.      URUTLAH CHECK SOUND

Dalam melakukan check sound maka semua suara secara umum dilakukan stemming (penyetelan suara), yang biasanya dimulai dari suara Bass. Kemudian dilanjutkan dengan Lead Vocal (baik lead 1, 2 atau 3 tergantung jumlah lead) dan terakhir pengiring
·                     Suara Bass memiliki frekuensi suara yang rendah, amplitudo (lebar gelombang) yang lebar. Oleh karena itu dalam mixer dibutuhkan level low lebih besar dari pada highnya. Sementara middle dipatok ½ level saja atau lebih sedikit. Gain pada bass biasanya dibuat maksimal sama atau sedikit dibawah lead (satu strip dibawah lead). Kalau suara bass juga membutuhkan suara tinggi lainnya maka level high boleh dibesarkan sedikit, namun tetap dibawah level low pada mixer.

·                     Suara Lead, biasanya pada laki-laki menggunakan suara tenor. Lead harus memiliki power yang lebih menonjol dari pada yang lain. Lead memiliki frekuensi suara yang tinggi, amplitudo yang lebih sempit dari bass atau pengiring, agar penyampaian nasyid bisa maksimal. Oleh karena itu level high lebih tinggi dari lainnya. Low dipatok ½ atau lebih satu strip dari posisi ½ pada mixer. Middle agak lebih tinggi sedikit dari lownya. Namun harus diperhatikan gain dan balance dari Lead. Jangan sampai suara lead jadi tidak bersih, kurang atau bahkan terlalu tajam, atau seperti orang bernyanyi di dalam ember (bergema, tersendat, tertutup dan kurang lepas). Gain suara lead minimal sama dengan bass atau malah lebih.

·                     Suara pengiring biasanya terdiri dari 4 macam: tenor liris, tenor dinamis, tenor harmonis dan baritone. Suara laki-laki untuk pengiring sangat jarang menggunakan suara alto, karena suara ini untuk wanita. Secara umum ketiga tenor ini sama setelannya: Gain lebih rendah sedikit dari lead (maksimal satu strip dibawah Lead). High bisa sama dengan lead; khusus untuk tenor dinamis setelan high lebih tinggi sedikit dari pada high pada lead. Untuk level lainnya relatif sama dengan suara lead. Pada suara bariton sedikit berbeda: High sama dengan lead, low lebih tinggi sedikit tapi tetap dibawah bass, middle dipatok sama dengan lead dan pengiring lainnya.


 
Setelah semua suara melakukan check sound maka dilakukan balancing terhadap semua suara agar hasil akhir maksimal. Check sound yang baik akan menghasil suara yang harmonis dimana semua level frekuensi suara terisi (baik bass, bariton, dan tenor).

3. PERLENGKAPAN LAIN YANG HARUS DIPERHATIKAN

Dua urutan diatas termasuk hal standar yang harus mendapatkan perhatian yang baik agar bisa tampil secara maksimal. Selain itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·         Microphone harus sama jenis dan tipenya (misal untuk jenis mic shure, yang digunakan adalah shure SM58, untuk Seinheisser digunakan tipe black fire atau sejenisnya), Newmann menggunakan tipe royal, atau Mic lainnya yang memiliki tipe khusus untuk vocal. Khusus untuk bass biasanya digunakan tipe mic: SM53 (untuk jenis mic Shure) atau tipe black fire 3000 (jenis mic Seinheisser). Jangan pernah gunakan Shure tipe 57 untuk vocal karena jenis ini hanya untuk perkusi. Begitupun jangan gunakan seinheisser tipe road atau yang lain karena ini khusus untuk perkusi atau alat Bantu lainnya. Sebaiknya kesamaan mic juga pada jenis frekuensinya, apakah kabel atau tanpa kabel. Bila menggunakan mic tanpa kabel pastikan batere yang digunakan masih baru agar frekuensinya sama dan hasil micnya jadi lebih optimal. Kalau lead lebih banyak bergerak, maka lead boleh menggunakan mic tanpa kabel sementara yang lain menggunakan kabel. Namun yang paling ideal adalah semua mic sama jenis, tipe, dan jenis frekuensinya.

·         Lakukan check sound di monitor speaker lebih dulu agar suara yang dihasilkan bisa langsung didengar dengan baik, karena monitor berperan sangat besar untuk menentukan baik atau tidak suara yang dihasilkan. Apabila suara di monitor speaker sudah baik maka minta kepada bagian sound (operator sound) untuk mengangkat semua suara dari master volume sehingga nantinya suara yang dihasilkan akan baik. Dalam hal ini harus diperhatikan speaker monitor yang dipergunakan, apakah cukup baik sehingga semua frekuensi suara bisa tertangkap. Agar lebih bagus maka pergunakan monitor speaker seperti Peavey, Gamma, Rolland atau sejenisnya, karena speaker ini bisa menghasilkan suara yang maksimal.

·         Jangan lupa melihat kapasitas dari power, mixer, speaker dan monitor speaker. Sebagai standar gunakan power sound yang asli (bukan rakitan) dengan daya minimal 5000 watt untuk ruangan dengan kapasitas 300 orang. Sementara untuk di lapangan pergunakan daya minimal 7500-10000 watt bila dihadiri oleh 500 orang apalagi lebih, agar tampilan sound lebih optimal.

·         Setelah semua siap dan kita yakin betul dengan tampilan sound maka kemudian jangan lupa berdo’a agar tidak ada kesalahan-kesalahan teknis yang mengganggu jalannya performance tim nasyid kita.

TEKNIK PEMBUATAN LAGU

Membuat lagu menjadi penting bagi sebuah tim nasyid karena tanpa ini mereka tidak memiliki karakter yang bias ditonjolkan. Membuat lagu juga menjadikan tim nasyid tadi lebih elegan terlihatnya karena ada produk mereka yang bias dikemukakan kepada para penikmat nasyid. Meskipun tidak mutlak semua lagu dalam satu album harus dari kelompok nasyid tersebut, namun adalah kurang “pas” rasanya kalau dalam sebuah album ternyata tidak ada satupun nasyid yang diciptakan oleh kelompok nasyid tersebut.
Dalam album SNADA ke-6 memang sudah banyak kontribusi dari para musisi lain, sehingga dengan demikian memperkaya khasanah nasyid di album tersebut. Dari perjalanan nasyid kami yang hampir 11 tahun ini, kami bermaksud membagi kiat beberapa pengalaman kami dalam membuat lagu/nasyid.

1. KENALI TUJUAN BERNASYID

Nasyid beda dengan lagu biasa khususnya pada muatan yang ingin disampaikan. Kalau pada lagu-lagu konvensional temanya lebih mementingkan pada hubungan “tidak fitrah” antar manusia, semisal tentang cinta, pacaran, seks, dan lain-lain, sebaliknya nayis memiliki karakter khas yaitu liriknya bercerita tentang hubungan fitrah antar manusia dan hubungan asasi antara manusia dengan sang khalik. Selain itu hubungan manusia dengan alam juga menjadi tema yang bisa diangkat lewat nasyid.
Kesamaan antara lagu konvensional dan nasyid hanya pada perenungannya dan kemudian menuangkannya ke kertas. Nasyid dan lagu sama-sama harus merenung (meskipun substansinya perenungannya pasti beda jauh) dan akhirnya akan ditransfer ke kertas.
Sejauh ini tema nasyid memiliki kekhasan tersendiri yaitu mereka kebanyakan mengangkat tema humanis religius dalam hampir semua nasyidnya. Tema ini sangat luasnya sehingga semua kejadian bias dituangkan dengan tema besar ini. Karena nasyid bertujuan sama yaitu untuk berda’wah, maka tema inilah yang menurut kami paling cocok diambil oleh semua kelompok nasyid agar tidak keluar dari koridor nasyid menjadi hanya sekedar lagu.

2. CARI INSPIRASI DENGAN MENGASAH PERASAAN, RENUNGKAN DENGAN TULUS


Selanjutnya yang perlu dilakukan dalam membuat nasyid adalah mencari Inspirasi. Inspirasi dalam nasyid hanya bisa didapatkan bila kita mau menghaluskan perasaan dan merenungkan semua hal yang akan ditulis menjadi lirik nasyid. Semua kegiatan bias dijadikan ajang untuk menghaluskan perasaan dan merenung dalam pembuatan nasyid. Coba perhatikan bagaimana sosok anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian dari ibu kota sehingga hidup terlantar dalam kemegahan kota… Ini bias dijadikan nasyid seperti halnya nasyid Alif Kecil. Perhatikan lagi sesosok orang tua renta yang penuh gurat masa lalu di wajahnya. Renungkan maka akhirnya jadilah nasyid Kisah Seorang Tua. Atau kekejaman di Bosnia, renungkan bagaimana nasib anak-anak, ibu,-ibu dan wanita disana, maka jadilah Album Airmata Bosnia, dan lain-lain. Cobalah renungkan dengan tulus sehingga seolah hal itu terjadi pada diri kita. Jangan lupa segera tuangkan setiap kata yang keluar dari kepala dan hati kita apapun bentuknya ke kertas, kemudian baru diurut jalan pikirannya.

3. BUKA QUR’AN DAN KISAH-KISAH TELADAN LAINNYA


Perenungan juga bisa didapatkan dengan membuka ayat-ayat suci Al-qur’an, karena didalamnya sangat banyak pelajaran yang bias diambil. Renungkan (tadaburi) dengan baik sehingga akhirnya akan muncul inspirasi. Kisah-kisah teladan para sahabat rasul, ashabul kahfi dan kisah teladan lainnya juga bisa menghasilkan sebuah inspirasi tersendiri. Jangan pernah bosan mengikuti kisah-kisah tersebut.



4. BUMBUI DENGAN NUANSA


Setelah kita mulai menuliskan lirik nasyid tersebut langkah yang bisa dilakukan adalah membumbui lirik tadi dengan nuansa yang akan kita kemukakan dalam nasyid tersebut. Terkadang kita menginginkan nasyid yang bernuansa heroik tapi ketika merenung dan menuangkan ke kertas ternyata nuansa yang tertanam adalah keharuan. Maka menurut kami perlu direvisi kembali lirik tadi sehingga pada akhirnya bisa ditangkap nuansa yang dikehendaki dari nasyid tersebut.

 

5. BERLATIH TERUS, GUNAKAN ALAT UNTUK MEMBANTU


Kalau sudah berhasil dengan satu nasyid jangan berhenti, namun lakukan terus. Ciptakan perbendaharaan lirik sebanyak-banyaknya sehingga kita menjadi terbiasa dan semakin lihai membuat lirik nasyid. Kalau memang pada saat membuat lirik kita juga sudah punya cara melantunkannya lakukan secepatnya, jangan terlanjur lupa. Gunakan alat bantu seperti tape recorder untuk merekam nasyid tersebut. Agar baik rekamlah beberapa kali sambil mencocokkan nuansa dari nasyid tersebut. Kalau bisa menggunakan alat musik, agar nasyid yang dibuat tersebut chordnya masuk atau sesuai dengan apa yang kita kehendaki gunakan alat musik tertentu dan rekamlah, sehingga kapan waktu dibutuhkan bisa diputar kembali rekaman tersebut.

5. BAHAS DENGAN REKAN SATU KELOMPOK


Setelah kita selesai menciptakan nasyid tersebut, bahas lagi dalam kelompok nasyid kita bagaimana kira-kira tanggapan dari rekan yang lain. Kemudian baru lakukan aransemen sehingga jadilah nasyid yang baik dan bisa dilantunkan bersama dengan kelompok nasyid tersebut.




TIPS  RINGKAS  DALAM

MENAMPILKAN  NASYID


Sampai saat ini, belum ada suatu aturan baku untuk penampilan para munsyid menyenandungkan nasyid. Nasyid yang kebanyakan menyenandungkan kebenaran Illahi atau nasehat menuju kebaikan ( amar ma’ruf nahi mungkar ), tentunya harus dibawakan dengan baik pula dengan penampilan yang sesuai dan mengajak pada kebenaran itu sendiri. Namun demikian ada beberapa tips ringkas dari kami, sesuai dengan pengalaman kami, dalam berpenampilan dan dalam membawakan nasyid kami.

KARAKTER  LAGU  DAN  KARAKTER  KELOMPOK  NASYID


Di Indonesia khususnya, nasyid dapat disaksikan dalam berbagai style atau gaya penyampaian. Yang telah kita lihat sekarang yaitu :
  1. Nasyid yang dibawakan dengan ACAPELLA yang berirama pop mengikuti trend musik yang tengah digandrungi. Pengusung nasyid ini adalah kelompok nasyid : Snada, Gradasi, Mupla, dll.
  2. Nasyid yang dibawakan dengan ACAPELLA yang berirama mars, dengan karakter semangat dan menyeru. Pengusungnya : Izzatul Islam
  3. Nasyid yang dibawakan dengan perkusi dan kebanyakan berisi puji pujian. Pembawanya adalah : Snada ( kadang-kadang ) Nun Persada, Raihan, The Fikr, Qatrunada, dll
  4. Nasyid yang dibawakan dengan alat musik lengkap seperti : Bimbo, Hadad Alwi, Saujana, Missile, Brother, Now See Heart, dll

Dengan pembawaan yang beragam seperti ini, cara membawakan nasyidnyapun bermacam macam juga. Pertama tama kenali nasyid yang akan dibawakan dan bagaimana karakter kelompok yang anda masuki.
Yang menjadi hal penting adalah selain lagu yang kita harus kenali karakternya, yaitu liric lagu yang harus sampai pada pendengar nasyid sebagai bahan/materi dakwah

PENAMPILAN  STANDAR

Yang paling standar dalam menampilkan kelompok nasyid yaitu :

 

A.   Penampilan Luar

1.            Penampilan luar yaitu : Kerapihan, Kebersihan busana dan Aurat yang tertutup. Baju Seragam akan lebih baik lagi bila mempunyai budget lebih
2.            Penampilan luar disesuaikan dengan suasana tempat dimana kita akan membawakan nasyid misalnya : baju koko dengan bahan katun dan peci bila kita membawakannya di outdoor yang berudara panas,  sedangkan blazer kita kenakan bila kita bernasyid di udara dingin ( gedung ber AC ).
3.            Warna baju yang sesuai dengan panggung tempat kita bernasyid. Misalnya baju yang berwarna terang namun serasi untuk penampilan di TV, dan warna yang teduh untuk penampilan panggung outdoor.
4.            Pilihlah warna warna yang padu atau macthing antara celana/bawahan atau sarung dengan atasannya atau bajunya serta pecinya.
5.            Hindari baju yang ketat atau malah kedodoran.
6.            Sepatu atau sandal sebaiknya disemir dan mengkilat
7.            Hindari wajah yang berminyak dan berkeringat, lebih baik cuci muka terlebih dahulu ( ingat ekspresi wajah kita akan jadi perhatian )
8.            Bila memutuskan tidak mengenakan peci, usahakan sisir dahulu yang rapih

B. Ekspresi

1.            Hayati dahulu liric lagu dan imajinasikan cara penyampaiannya misalnya : lagu tentang keagungan Allah tentunya kita berekspresi merendahkan diri dan ekspresi kekaguman padaNya. Lalu lagu tentang perjuangan tentunya harus dengan semangat dan menyeru.
2.            Jangan membuat gerakan yang tidak ada hubungannya dengan lagu atau bahkan tidak ada hubungannya dengan beat lagu
3.            Pandangan mata tidak melamun, tunduk terus menerus atau jelalatan  (maaf). Pandanglah pendengar nasyid dengan yakin dan percaya diri, seolah mengajak berbicara.
4.            Intonasi sangat penting karena isi lagu yang disampaikan harus sampai pada pendengar .
5.            Gerakan kecil tangan sangat dianjurkan untuk menegaskan lirik yang disampaikan, gerakan seragam lebih baik lagi.
6.            Tidak terlalu bergoyang sehingga pendengar tidak menyimak lirik lagu malah hanyut dengan goyangan.

C. Tips Tips lain       
1.            Saat jeda antara satu lagu dengan lagu yang lain, isilah dengan tausyiah yang bermanfaat ( dianjurkan setiap munsyid mengisi ruhiahnya dengan intens agar banyak ilmu agama yang dapat disampaikan)
2.            Sampaikanlah dengan perantaraan hikmah, tidak memaki kaum tertentu atau menghujat. Bawalah kesuasana yang nyaman namun tausyiahnya sampai.
3.            Buat permainan yang menyenangkan dan mengandung hikmah, bila ada waktu, untuk jeda ambil nafas dalam bernyanyi.
4.            Bila ada kesalahan dalam penampilan diatas panggung. Jangan berdebat diatas panggung. Bila ada hal itu terjadi lebih baik salah satunya mengalah . evaluasikan diluar panggung
5.            Bila ada kesalahan dalam bernyanyi diatas panggung baik kesalahan teman atau kesalahan sendiri jangan menggelengkan kepala atau mendecak tanda kesal
6.            Selamat bernasyid semoga Allah ridho dengan apa yang kita lakukan






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

All Songs (Yaya Nuryasin)

All Songs (With Nasyid Indonesia)

All Songs (With Na'am Nasheed)