TEKNIK NOTASI
DALAM
HARMONISASI SUARA
I. PENDAHULUAN
Salah satu bidang di dalam seni suara adalah aransemen, yang berarti teknik
pengaturan suara, baik itu untuk dinamika dan susunan lagu, maupun
manajemen suara untuk mencapai harmonisasi suara. Untuk menguasai ilmu
aransemen dibutuhkan pengetahuan akan musik itu sendiri dan juga teknik notasi.
Setelah memahami teknik notasi ini akan dijelaskan pula penerapannya dalam
penyusunan notasi untuk harmonisasi suara. Harmonisasi suara akan dapat dicapai
juga dengan mendalami ilmu chord / kunci nada dalam alur suatu lagu.
II. NOTASI
II.1. Tangga Nada dan
Interval
Notasi
disusun dari berbagai macam nada, dan nada itu sendiri terdiri dari berbagai
macam jenis sesuai dari daerah asalnya. Nada yang berasal dari Jawa, China
dan Jepang adalah nada pentatonic yang berarti terdiri dari 5 nada yaitu 3 4 5
7 1 3, sedangkan nada yang akan kita pelajari pada bab ini adalah diatonis yang
terdiri dari 8 nada. Nada-nada
yang tersusun itu disebut tangga nada yang teridiri dari :
C D E F G A B C’
1(do) – 2(re) – 3(mi) – 4(fa) – 5(sol) – 6(la) – 7(si) – 1’(do) tinggi.
1 1
½ 1 1 1 ½
Contoh di atas diambil dari kunci dasar C. Di atas
dapat dilihat bahwa jarak nada / interval nada dari C rendah sampai dengan C
tinggi bermacam-macam. Khususnya nada dari yang ketiga 3 (mi) /E ke nada
keempat 4 (fa) / F dan nada ke tujuh 7 (si) / B ke nada kedelapan 1’(do tinggi)
/ C’ adalah ½ nada, ini sudah merupakan hukum interval nada.
II.2. Kunci Nada / Chord.
Tangga nada diatonis terbagi menjadi dua macam yakni :
- Tangga nada diatonis mayor : C D E F G A B C’
- Tangga nada diatonis minor : A B C D E F Gis A’
Kesimpulannya bahwa nada diatonis mayor dimulai dari
nada C, sedangkan nada diatonis minor dimulai dari A yaitu nada keenam dari
nada dasar. Untuk melihat penerapannya kita dapat lihat
didalam tabel berikut ini :
KUNCI MAYOR DASAR
|
SUSUNAN NADA
|
KUNCI MINOR
|
SUSUNAN NADA
|
C
|
1 – 3 – 5
|
A minor
|
6 – 1 - 3
|
D
|
2 – 4# - 6
|
B minor
|
7 – 2 – 4#
|
E
|
3 – 5# - 7
|
Cis minor
|
1# - 3 – 5#
|
F
|
4 – 6 – 1’
|
D minor
|
2 – 4 – 6
|
G
|
5 – 7 – 2
|
E minor
|
3 – 5 – 7
|
A
|
6 – 1# - 3
|
Fis minor
|
4# - 6 – 1#
|
B
|
7 – 2# - 4#
|
G minor
|
5 – 6# - 2
|
Teknik mencari nada minor adalah sebagai berikut :
- Jika Kunci dasarnya adalah C, ambil nada ke 6 yaitu A. Atau dengan kunci dasar sebagai contoh kita ambil saja G maka : nada ke enamnya adalah E.
- Jika Kunci Mayor Dasar diminorkan caranya dengan mengurangi ½ nada pada nada ke 3. Misalnya A mayor yang tersusun dari 6 – 1# - 3 menjadi 6 – 1 – 3. Atau C mayor 1 – 3 – 5 menjadi 1 – 2# - 5.
Susunan nada di atas disebut akord / chord / kunci
nada. Akord adalah sekumpulan nada yang dibunyikan secara bersamaan. Akord dibagi menjadi
tiga bagian yaitu :
- Akor Tonika yaitu terdiri dari : 1 – 3 – 5 di mana 1(do) berlaku sebagai bass. Sifat dari akord ini stabil, tenang dan bulat. Peranan akord ini di dalam satu lagu adalah sebagai akord pusat untuk tangga nada mayor dan juga sebagai penutup lagu mayor.
- Akord Dominan yang terdiri dari : 5 – 7 – 2. Sifat akord ini tidak tenang dan selalu ingin bergerak ke Tonika. 5 (sol) di sini berlaku sebagai bass. Akord ini berfungsi sebagai variasi perpindahan akord dari akord pusat di dalam suatu lagu ke nada lagu yang lebih rendah.
- Akord Subdominan yang terdiri dari : 4 – 6 – 1’. Sifat akord ini tidak tenang dan selalu ingin kembali ke Tonika dan berfungsi untuk bergerak dari Tonika ke puncak lagu (Reff / Chorus).
Berikut ini adalah catatan akord apa saja yang
bisa dimainkan dalam suatu lagu sesuai kaidah ketiga jenis akord tadi.
AKORD
DASAR TONIKA
|
AKORD
DOMINAN
|
AKORD
TONIKA
|
MINOR PEMBANTU TONIKA
|
MINOR
PEMBANTU DOMINAN
|
MINOR
PEMBANTU SUBDOMINAN
|
C 1 3 5
|
G 5 7 2’
|
F 4 6
1’
|
A m 6 1’ 3’
|
E 3 5# 7
|
D m 2 4 6
|
D 2 4# 6
|
A 6 1#’ 3’
|
G 5 7 2’
|
B m 7 2’ 4#’
|
Fis 4# 6# 1#
|
E m 3 5 7
|
E 3 5# 7
|
B 4# 7 2#’
|
A 6 1#’ 3’
|
Cis m 1# 3 5#
|
Gis 5# 1’ 2#’
|
Fis m 4# 6 1#’
|
F 4 6 1’
|
C 1 3 5
|
Bes 6# 2
|
D m 2 4 6
|
A 6 1#’ 3’
|
G m 5 6# 2
|
G 5 7 2’
|
D 2 4# 6
|
C 1 3 5
|
E m 3 5 7
|
B 7 2#’ 4#’
|
A m 6 1’ 3
|
A 6 1#’ 3’
|
E 3 5# 7
|
D 2 4# 6
|
Fis m 4# 6 1#’
|
Cis 1# 4 5#
|
B m 7 2’ 4#
|
B 7 2#’ 4#’
|
Fis 4# 6# 1#
|
E 3 5# 7
|
Gis m 5# 7 2#’
|
Dis 2# 5 6#
|
Cis m 1# 3 5#
|
II.2. Ketukan
Selain notasi itu
memiliki berbagai macam nada, setiap nada sendiri dalam suatu lagu memiliki nilai
nada dan ketukan yang terdiri dari not 1/64(1/16 ketuk), 1/32(1/8 ketuk),
1/16(1/4 ketuk), 1/8(1/2 ketuk), ¼ (1 ketuk), not ½(2 ketuk), not 1 (4 ketuk).
Contoh ketukan dalam notasi angka
(not ¼ dan 1/8) :
__ __ __ __
// 0 0 0 1 2 / 3
5 5 6 / 5 . 3 1 1 2 / 3 3 2
1 / 2 . . 1 2
/ 3 5 5 6 /
__ __
5
. 3 1 1 2 / 3 3 2 2 / 1 . . . //
Di atas dapat dilihat bahwa not ¼ tidak memiliki bendera, sedangkan not 1/8
mempunyai bendera 1. Angka 0 (nol) menunjukkan ketukan tanpa nada, sedangkan
tanda “.” menunjukkan ketukan panjangnya nada.
III. TEKNIK VOKAL
Sumber suara manusia adalah pita suara. Pita suara ini terletak di pangkal
kerongkongan manusia. Pita suara dapat bergetar dan mengeluarkan suara akibat
udara yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui kerongkongan. Getaran suara
yang keluar itu masih amat lemah, Tetapi kemudian diperkuat oleh adanya ruang
resonansi dalam tubuh kita. Yang dimaksud dengan ruang resonansi adalah rongga
mulut, rongga dada dan rongga kepala.
Berikut ini akan diterangkan beberapa petunjuk teknis yang mungkin dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan suara yang indah :
1. Jasmani maupun rohani dalam keadaan prima.
2.
Menggunakan pernapasan
diafragma.
3.
Menarik nafas
sebanyak-banyaknya dan mengeluarkannya sedikit demi sedikit.
4. Menggunakan pernapasan dengan hidung bukan
dengan mulut.
5. Posisi badan rileks, tidak kaku / tegang.
III. 1. TEKNIK PERNAPASAN
Secara umum ada tiga macam
teknik pernapasan, yaitu :
1.
Pernapasan dada.
2.
Pernapasan perut.
3.
Pernapasan diafragma.
III.1.1.
Pernapasan Dada.
Teknik pernapasan dada mengambil napas dengan
membusungkan dada, sehingga dada terangkat ke atas. Teknik pernapasan ini tidak
baik digunakan dalam bernyanyi, karena
menyebabkan rongga dada, bahu, leher dalam keadaan tegang, sehingga alat-alat
suara dalam tenggorokan dan alat-alat pernapasan seperti trachea / pita suara
dan paru-paru dalam rongga dada menjadi kaku. Akibatnya akan menghasilkan suara
yang tegang dan kaku pula.
III. 1.2. Pernapasan Perut
Teknik pernapasan perut mengambil napas dengan
membusungkan perut. Teknik pernapasan ini memang tidak menimbulkan ketegangan
pada rongga dada, leher dan bahu, Tetapi teknik ini tidak dapat menghasilkan suara
yang tinggi dan keras.
III. 1.3. Pernapasan
Diafragma
Teknik pernapasan
diafragma adalah teknik yang paling tepat digunakan pada saat menyanyi, karena
pada waktu mengambil napas sekat ronga badan / diafragma mengembang. Tepatnya
diafragma terletak antara rongga dada dan perut.
IV. Berlatih Kelenturan
Suara dan Pernapasan
Setelah kita mengetahui
teknik pernapasan yang paling tepat, kini kita akan melatih kelenturan suara
dan pernapasannya.
1. Berdiri tegak, tangan diletakkan dipinggul
kiri dan kanan untuk merasakan bagian punggung.
2. Hirup udara melalui hidung, bahu tidak
terangkat, pada saat ini diafragma akan bergerak ke bawah dan ke arah depan
seperti sebuah bola bundar akan melebar ke samping jika bagian atas kita
ditekan. Gerakan ini menyebabkan bagian bawah tulang rusuk berkembang ke
samping dan mendorong rusuk bagian atas ke depan, dan rongga paru-paru akan
terisi penuh oleh udara.
3.
Tahan napas sebentar, usahakan
tidak tegang.
4. Hembuskan napas dari paru-paru melalui
mulut, maka diafragma akan kembali seperti semula. Kekuatan dan ketahanan dalam menghemat keluarnya
udara tergantung pada penguasaan otot diafragma.
Untuk melatih kelenturan suara dan pernapasan, latihlah lagu-lagu yang
sederhana dan mudah dengan suara lentur.
PENGETAHUAN
MENGENAI SOUND
SYSTEM
Dalam urutan belajar bernasyid terutama dalam hal
performance salah satu hal yang juga tidak bisa diabaikan oleh para munsyid
adalah bagaimana menguasai perangkat sound yang tersedia. Seringkali hal ini
diabaikan oleh para munsyid sehingga ketika mereka menampilkan hasil karya
nasyidnya jadi terdengar kurang maksimal.
Sound yang sēmber, sumbang,
watt kurang, tipe microphone yang tidak sama, tidak tepat frekuensi dan lain
sebagainya acapkali menjadi batu sandungan yang herannya selalu diulangi ketika
tim-tim nasyid tampil. Akibatnya alih-alih menampilkan sosok karya yang baik
malah penampilan menjadi “low performance”, kurang “PeDe”, dan akhirnya saling
menyalahkan diantara sesama anggota tim nasyid tersebut.
Berikut beberapa kiat dan cara agar tim nasyid
bisa tampil PeDe dengan penguasaan sound yang baik berdasarkan pengalaman
SNADA:
1. KENALI JENIS SOUND SYSTEM
Ada banyak jenis
sound pendukung performance bagi tim nasyid: Rolland, Metz, Yamaha sound, dan masih banyak jenis
sound pendukung lainnya. Kita tidak perlu repot-repot kalau memang kita
memiliki sound engineer sendiri karena dialah ayang akan bertanggung jawab
untuk mengatur frekuensi suara masing-masing personal munsyid ketika tampil
sehingga bisa memunculkan suara yang maksimal. Namun kalau sebuah tim nasyid
tidak memiliki seorang sound engineer maka keahlian itu harus dikuasai
sedikitnya oleh satu orang sehingga nantinya bisa mengatur sound kelompok
nasyid tersebut.
|
|
2.
URUTLAH CHECK SOUND
Dalam melakukan check sound maka semua suara secara umum dilakukan
stemming (penyetelan suara), yang biasanya dimulai dari suara Bass. Kemudian
dilanjutkan dengan Lead Vocal (baik lead 1, 2 atau 3 tergantung jumlah lead)
dan terakhir pengiring
·
Suara Bass memiliki frekuensi
suara yang rendah, amplitudo (lebar gelombang) yang lebar. Oleh karena itu
dalam mixer dibutuhkan level low lebih besar dari pada highnya. Sementara
middle dipatok ½ level saja atau lebih sedikit. Gain pada bass biasanya dibuat
maksimal sama atau sedikit dibawah lead (satu strip dibawah lead). Kalau suara
bass juga membutuhkan suara tinggi lainnya maka level high boleh dibesarkan
sedikit, namun tetap dibawah level low pada mixer.
·
Suara Lead, biasanya pada
laki-laki menggunakan suara tenor. Lead harus memiliki power yang lebih
menonjol dari pada yang lain. Lead memiliki frekuensi suara yang tinggi,
amplitudo yang lebih sempit dari bass atau pengiring, agar penyampaian nasyid
bisa maksimal. Oleh karena itu level high lebih tinggi dari lainnya. Low dipatok
½ atau lebih satu strip dari posisi ½ pada mixer. Middle agak lebih tinggi
sedikit dari lownya. Namun harus diperhatikan gain dan balance dari Lead.
Jangan sampai suara lead jadi tidak bersih, kurang atau bahkan terlalu tajam,
atau seperti orang bernyanyi di dalam ember (bergema, tersendat,
tertutup dan kurang lepas). Gain suara lead minimal sama dengan bass atau malah
lebih.
·
Suara pengiring biasanya
terdiri dari 4 macam: tenor liris, tenor dinamis, tenor harmonis dan baritone.
Suara laki-laki untuk pengiring sangat jarang menggunakan suara alto, karena
suara ini untuk wanita. Secara umum ketiga tenor ini sama setelannya: Gain
lebih rendah sedikit dari lead (maksimal satu strip dibawah Lead). High bisa
sama dengan lead; khusus untuk tenor dinamis setelan high lebih tinggi sedikit
dari pada high pada lead. Untuk level lainnya relatif sama dengan suara lead.
Pada suara bariton sedikit berbeda: High sama dengan lead, low lebih tinggi
sedikit tapi tetap dibawah bass, middle dipatok sama dengan lead dan pengiring
lainnya.
Setelah semua suara melakukan check sound maka dilakukan balancing
terhadap semua suara agar hasil akhir maksimal. Check sound yang baik akan
menghasil suara yang harmonis dimana semua level frekuensi suara terisi (baik
bass, bariton, dan tenor).
3. PERLENGKAPAN LAIN YANG HARUS DIPERHATIKAN
Dua urutan diatas termasuk hal standar yang harus mendapatkan
perhatian yang baik agar bisa tampil secara maksimal. Selain itu perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·
Microphone harus sama jenis dan
tipenya (misal untuk jenis mic shure, yang digunakan adalah shure SM58, untuk
Seinheisser digunakan tipe black fire atau sejenisnya), Newmann menggunakan
tipe royal, atau Mic lainnya yang memiliki tipe khusus untuk vocal. Khusus
untuk bass biasanya digunakan tipe mic: SM53 (untuk jenis mic Shure) atau tipe
black fire 3000 (jenis mic Seinheisser). Jangan pernah gunakan Shure tipe 57
untuk vocal karena jenis ini hanya untuk perkusi. Begitupun jangan gunakan
seinheisser tipe road atau yang lain karena ini khusus untuk perkusi atau alat
Bantu lainnya. Sebaiknya kesamaan mic juga pada jenis frekuensinya, apakah
kabel atau tanpa kabel. Bila menggunakan mic tanpa kabel pastikan batere yang
digunakan masih baru agar frekuensinya sama dan hasil micnya jadi lebih optimal.
Kalau lead lebih banyak bergerak, maka lead boleh menggunakan mic tanpa kabel
sementara yang lain menggunakan kabel. Namun yang paling ideal adalah semua mic
sama jenis, tipe, dan jenis frekuensinya.
·
Lakukan check sound di monitor
speaker lebih dulu agar suara yang dihasilkan bisa langsung didengar dengan
baik, karena monitor berperan sangat besar untuk menentukan baik atau tidak
suara yang dihasilkan. Apabila suara di monitor speaker sudah baik maka minta
kepada bagian sound (operator sound) untuk mengangkat semua suara dari master
volume sehingga nantinya suara yang dihasilkan akan baik. Dalam hal ini harus
diperhatikan speaker monitor yang dipergunakan, apakah cukup baik sehingga
semua frekuensi suara bisa tertangkap. Agar lebih bagus maka pergunakan monitor
speaker seperti Peavey, Gamma, Rolland atau sejenisnya, karena speaker ini bisa
menghasilkan suara yang maksimal.
·
Jangan
lupa melihat kapasitas dari power, mixer, speaker dan monitor speaker. Sebagai
standar gunakan power sound yang asli (bukan rakitan) dengan daya minimal 5000
watt untuk ruangan dengan kapasitas 300 orang. Sementara untuk di lapangan
pergunakan daya minimal 7500-10000 watt bila dihadiri oleh 500 orang apalagi
lebih, agar tampilan sound lebih optimal.
·
Setelah
semua siap dan kita yakin betul dengan tampilan sound maka kemudian jangan lupa
berdo’a agar tidak ada kesalahan-kesalahan teknis yang mengganggu jalannya
performance tim nasyid kita.
TEKNIK PEMBUATAN
LAGU
Membuat
lagu menjadi penting bagi sebuah tim nasyid karena tanpa ini mereka tidak
memiliki karakter yang bias ditonjolkan. Membuat lagu juga menjadikan tim
nasyid tadi lebih elegan terlihatnya karena ada produk mereka yang bias
dikemukakan kepada para penikmat nasyid. Meskipun tidak mutlak semua lagu dalam
satu album harus dari kelompok nasyid tersebut, namun adalah kurang “pas”
rasanya kalau dalam sebuah album ternyata tidak ada satupun nasyid yang
diciptakan oleh kelompok nasyid tersebut.
Dalam album SNADA ke-6 memang
sudah banyak kontribusi dari para musisi lain, sehingga dengan demikian
memperkaya khasanah nasyid di album tersebut. Dari perjalanan nasyid kami yang
hampir 11 tahun ini, kami bermaksud membagi kiat beberapa pengalaman kami dalam
membuat lagu/nasyid.
1. KENALI TUJUAN BERNASYID
Nasyid
beda dengan lagu biasa khususnya pada muatan yang ingin disampaikan. Kalau pada
lagu-lagu konvensional temanya lebih mementingkan pada hubungan “tidak fitrah”
antar manusia, semisal tentang cinta, pacaran, seks, dan lain-lain, sebaliknya
nayis memiliki karakter khas yaitu liriknya bercerita tentang hubungan fitrah
antar manusia dan hubungan asasi antara manusia dengan sang khalik. Selain itu
hubungan manusia dengan alam juga menjadi tema yang bisa diangkat lewat nasyid.
Kesamaan antara lagu
konvensional dan nasyid hanya pada perenungannya dan kemudian menuangkannya ke
kertas. Nasyid dan lagu sama-sama harus merenung (meskipun substansinya
perenungannya pasti beda jauh) dan akhirnya akan ditransfer ke kertas.
Sejauh ini tema nasyid
memiliki kekhasan tersendiri yaitu mereka kebanyakan mengangkat tema humanis
religius dalam hampir semua nasyidnya. Tema ini sangat luasnya sehingga semua
kejadian bias dituangkan dengan tema besar ini. Karena nasyid bertujuan sama
yaitu untuk berda’wah, maka tema inilah yang menurut kami paling cocok diambil
oleh semua kelompok nasyid agar tidak keluar dari koridor nasyid menjadi hanya
sekedar lagu.
2. CARI INSPIRASI DENGAN MENGASAH PERASAAN, RENUNGKAN DENGAN TULUS
Selanjutnya
yang perlu dilakukan dalam membuat nasyid adalah mencari Inspirasi. Inspirasi
dalam nasyid hanya bisa didapatkan bila kita mau menghaluskan perasaan dan
merenungkan semua hal yang akan ditulis menjadi lirik nasyid. Semua kegiatan
bias dijadikan ajang untuk menghaluskan perasaan dan merenung dalam pembuatan
nasyid. Coba perhatikan bagaimana sosok anak-anak yang tidak mendapatkan
perhatian dari ibu kota sehingga hidup terlantar dalam kemegahan kota… Ini bias dijadikan nasyid seperti halnya nasyid Alif Kecil.
Perhatikan lagi sesosok orang tua renta yang penuh gurat masa lalu di wajahnya.
Renungkan maka akhirnya jadilah nasyid Kisah Seorang Tua. Atau kekejaman di Bosnia, renungkan bagaimana nasib anak-anak,
ibu,-ibu dan wanita disana, maka jadilah Album Airmata Bosnia, dan lain-lain. Cobalah
renungkan dengan tulus sehingga seolah hal itu terjadi pada diri kita. Jangan
lupa segera tuangkan setiap kata yang keluar dari kepala dan hati kita apapun
bentuknya ke kertas, kemudian baru diurut jalan pikirannya.
3. BUKA QUR’AN DAN KISAH-KISAH TELADAN LAINNYA
Perenungan juga bisa didapatkan dengan membuka ayat-ayat
suci Al-qur’an, karena didalamnya sangat banyak pelajaran yang bias diambil.
Renungkan (tadaburi) dengan baik sehingga akhirnya akan muncul inspirasi.
Kisah-kisah teladan para sahabat rasul, ashabul kahfi dan kisah teladan lainnya
juga bisa menghasilkan sebuah inspirasi tersendiri. Jangan pernah bosan
mengikuti kisah-kisah tersebut.
4. BUMBUI DENGAN NUANSA
Setelah kita mulai menuliskan lirik nasyid tersebut
langkah yang bisa dilakukan adalah membumbui lirik tadi dengan nuansa yang akan
kita kemukakan dalam nasyid tersebut. Terkadang kita menginginkan nasyid yang
bernuansa heroik tapi ketika merenung dan menuangkan ke kertas ternyata nuansa
yang tertanam adalah keharuan. Maka menurut kami perlu direvisi kembali lirik
tadi sehingga pada akhirnya bisa ditangkap nuansa yang dikehendaki dari nasyid
tersebut.
5. BERLATIH TERUS, GUNAKAN ALAT UNTUK MEMBANTU
Kalau
sudah berhasil dengan satu nasyid jangan berhenti, namun lakukan terus.
Ciptakan perbendaharaan lirik sebanyak-banyaknya sehingga kita menjadi terbiasa
dan semakin lihai membuat lirik nasyid. Kalau memang pada saat membuat lirik
kita juga sudah punya cara melantunkannya lakukan secepatnya, jangan terlanjur
lupa. Gunakan alat bantu seperti tape recorder untuk merekam nasyid tersebut.
Agar baik rekamlah beberapa kali sambil mencocokkan nuansa dari nasyid
tersebut. Kalau bisa menggunakan alat musik, agar nasyid yang dibuat tersebut
chordnya masuk atau sesuai dengan apa yang kita kehendaki gunakan alat musik
tertentu dan rekamlah, sehingga kapan waktu dibutuhkan bisa diputar kembali
rekaman tersebut.
5. BAHAS DENGAN REKAN SATU KELOMPOK
Setelah kita selesai
menciptakan nasyid tersebut, bahas lagi dalam kelompok nasyid kita bagaimana
kira-kira tanggapan dari rekan yang lain. Kemudian baru lakukan aransemen
sehingga jadilah nasyid yang baik dan bisa dilantunkan bersama dengan kelompok
nasyid tersebut.
TIPS RINGKAS DALAM
MENAMPILKAN NASYID
Sampai saat ini, belum ada
suatu aturan baku untuk penampilan para munsyid menyenandungkan nasyid. Nasyid
yang kebanyakan menyenandungkan kebenaran Illahi atau nasehat menuju kebaikan (
amar ma’ruf nahi mungkar ), tentunya harus dibawakan dengan baik pula dengan
penampilan yang sesuai dan mengajak pada kebenaran itu sendiri. Namun demikian
ada beberapa tips ringkas dari kami, sesuai dengan pengalaman kami, dalam
berpenampilan dan dalam membawakan nasyid kami.
KARAKTER LAGU DAN KARAKTER KELOMPOK NASYID
Di
Indonesia khususnya, nasyid dapat disaksikan dalam berbagai style atau gaya
penyampaian. Yang telah kita lihat sekarang yaitu :
- Nasyid yang dibawakan dengan ACAPELLA yang berirama pop mengikuti trend musik yang tengah digandrungi. Pengusung nasyid ini adalah kelompok nasyid : Snada, Gradasi, Mupla, dll.
- Nasyid yang dibawakan dengan ACAPELLA yang berirama mars, dengan karakter semangat dan menyeru. Pengusungnya : Izzatul Islam
- Nasyid yang dibawakan dengan perkusi dan kebanyakan berisi puji pujian. Pembawanya adalah : Snada ( kadang-kadang ) Nun Persada, Raihan, The Fikr, Qatrunada, dll
- Nasyid yang dibawakan dengan alat musik lengkap seperti : Bimbo, Hadad Alwi, Saujana, Missile, Brother, Now See Heart, dll
Dengan pembawaan yang beragam
seperti ini, cara membawakan nasyidnyapun bermacam macam juga. Pertama tama
kenali nasyid yang akan dibawakan dan bagaimana karakter kelompok yang anda
masuki.
Yang menjadi hal penting adalah selain lagu yang kita harus kenali
karakternya, yaitu liric lagu yang harus sampai pada pendengar nasyid sebagai
bahan/materi dakwah
PENAMPILAN STANDAR
Yang paling standar dalam menampilkan kelompok
nasyid yaitu :
A. Penampilan Luar
1.
Penampilan
luar yaitu : Kerapihan, Kebersihan busana dan Aurat yang tertutup. Baju Seragam akan lebih baik lagi bila mempunyai budget lebih
2.
Penampilan luar disesuaikan
dengan suasana tempat dimana kita akan membawakan nasyid misalnya : baju koko
dengan bahan katun dan peci bila kita membawakannya di outdoor yang berudara
panas, sedangkan blazer kita kenakan
bila kita bernasyid di udara dingin ( gedung ber AC ).
3.
Warna
baju yang sesuai dengan panggung tempat kita bernasyid. Misalnya baju yang
berwarna terang namun serasi untuk penampilan di TV, dan warna yang teduh untuk
penampilan panggung outdoor.
4.
Pilihlah
warna warna yang padu atau macthing antara celana/bawahan atau sarung dengan
atasannya atau bajunya serta pecinya.
5.
Hindari
baju yang ketat atau malah kedodoran.
6.
Sepatu atau sandal sebaiknya
disemir dan mengkilat
7.
Hindari wajah yang berminyak
dan berkeringat, lebih baik cuci muka terlebih dahulu ( ingat ekspresi wajah
kita akan jadi perhatian )
8.
Bila memutuskan tidak
mengenakan peci, usahakan sisir dahulu yang rapih
B. Ekspresi
1.
Hayati dahulu liric lagu dan
imajinasikan cara penyampaiannya misalnya : lagu tentang keagungan Allah
tentunya kita berekspresi merendahkan diri dan ekspresi kekaguman padaNya. Lalu
lagu tentang perjuangan tentunya harus dengan semangat dan menyeru.
2.
Jangan membuat gerakan yang
tidak ada hubungannya dengan lagu atau bahkan tidak ada hubungannya dengan beat
lagu
3.
Pandangan mata tidak melamun,
tunduk terus menerus atau jelalatan
(maaf). Pandanglah pendengar nasyid dengan yakin dan percaya diri,
seolah mengajak berbicara.
4.
Intonasi sangat penting karena
isi lagu yang disampaikan harus sampai pada pendengar .
5.
Gerakan kecil tangan sangat
dianjurkan untuk menegaskan lirik yang disampaikan, gerakan seragam lebih baik
lagi.
6.
Tidak
terlalu bergoyang sehingga pendengar tidak menyimak lirik lagu malah hanyut
dengan goyangan.
C. Tips Tips lain
1.
Saat jeda antara satu lagu
dengan lagu yang lain, isilah dengan tausyiah yang bermanfaat ( dianjurkan
setiap munsyid mengisi ruhiahnya dengan intens agar banyak ilmu agama yang
dapat disampaikan)
2.
Sampaikanlah dengan perantaraan
hikmah, tidak memaki kaum tertentu atau menghujat. Bawalah kesuasana yang
nyaman namun tausyiahnya sampai.
3.
Buat permainan yang
menyenangkan dan mengandung hikmah, bila ada waktu, untuk jeda ambil nafas
dalam bernyanyi.
4.
Bila
ada kesalahan dalam penampilan diatas panggung. Jangan berdebat diatas
panggung. Bila ada hal itu terjadi lebih baik salah satunya mengalah . evaluasikan
diluar panggung
5.
Bila
ada kesalahan dalam bernyanyi diatas panggung baik kesalahan teman atau
kesalahan sendiri jangan menggelengkan kepala atau mendecak tanda kesal
6.
Selamat
bernasyid semoga Allah ridho dengan apa yang kita lakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar