Senin, 31 Maret 2014

Mencari Format Musik Yang Tepat

Mencari Format Musik Yang Tepat

format musik
Format musik seperti kaset, CD ataupun vinyl dianggap paling mewakili kesuksesan karir seorang artis atau musisi. Ukuran itu sudah dipakai berpuluh-puluh tahun lamanya untuk menilai bahwa sebuah karya musik dianggap bagus dan diterima oleh mayoritas masyarakat. Namun kini ketika musik dinikmati lewat transformasi bentuknya yang tak sekedar fisik saja seperti mendengarkan lewat streaming atau menonton konser, apakah yang menjadi tolok ukur kesuksesan seorang artis atau musisi?
Musik Sebagai Bentuk Pengalaman
Cara menikmati musik kini tak melulu berpatokan pada satu bentuk saja. Orang-orang di Jepang masih sering membeli CD untuk menikmati lagu-lagu dari artis kesayangannya. Amerika Serikat memimpin dalam kaitannya digital music download tentunya lewat platform toko musik, iTunes. Di daratan Eropa, banyak orang menikmati musik lewat streaming di internet. Negara-negara di Asia seperti Vietnam, Thailand dan Indonesia menikmati musik dengan tampilan visual secara streaming dengan YouTube.
Bahkan format Vinyl dikabarkan mengalami lonjakan penjualan di Inggris dan beberapa negara lain. Padahal pabrik-pabrik pembuat plat vinyl tergolong sudah teramat langka. Mungkin hanya tinggal di beberapa negara di dunia saja yang punya pabrik yang memproduksi plat vinyl. Penikmat musik dengan mendengarkan melalui vinyl mempunyai alasan tertentu untuk tetap membeli dan mendengarkan musik. Suatu pengalaman yang berkelas.
Seperti gue sampaikan diatas, musik menjadi sebuah bentuk pengalaman gak peduli formatnya seperti apa. Bahkan jika gue coba lihat lebih kedalam lagi di bisnis musik, format musik mau fisik atau digital sekarang batasannya menjadi samar dalam hal mana yang diminati. Di masa variasi media yang musti kita rayakan ini gue melihat banyaknya peluang untuk dapat mengambil hati pecinta musik untuk jatuh cinta pada musik yang kita bawakan. Masalahnya sekarang bagaimana kita dapat mencuri perhatian agar mereka berinteraksi dan merasakan pengalaman dari musik yang kita tawarkan.
Internet menjadi taman bermain tersendiri bagi orang-orang masa kini. Mengintip lagu yang sedang disukai oleh teman-teman di twitter lewat #nowplaying. Menyanyikan ulang (cover version) lagu yang lagi hits dengan versi nya sendiri lalu mengupload nya di YouTube atau Soundcloud. Hal-hal itu menjadi suatu yang lumrah dan biasa dilakukan. Batasan pemahaman apakah musik yang mereka nikmati itu legitimate atau pirated sudah jarang diperhatikan.
Mencari Sedikit Peluang Untuk Terkenal
Gue sudah cukup lelah dengan ‘the battle of piracy’ yang sering digembor-gemborkan. Hak intelektual memang wajib dihormati tetapi untuk mencapai satu level penghormatan apakah sebuah karya sudah memiliki nilai? Soal nilai atau value gue mau nulis nanti. Yang gue rasakan selama tur Asia edisi kedua ini adalah masih ada peluang buat musisi di manapun untuk dapat terus meraup keuntungan dari bisnis musik. Mereka tumbuh dengan keterbatasan dan kelebihan yang ada.
Contoh saja di Cina, musik sudah dianggap suatu yang dapat dimiliki tanpa membayar. Tetapi artis-artis Cina makin hari jumlahnya bukan makin sedikit. Kebetulan gue juga ke Thailand dimana sedang berunjuk rasa. Gue melihat banyak musisinya tampil di panggung-panggung solidaritas dan banyak orang ikutan bernyanyi.
Format musik yang tepat rasanya sudah tidak relevan lagi diperdebatkan.Apalagi membandingkan konsumsi minum kopi di Starbucks dengan membeli CD. Bener-bener salah kaprah. Musik haruslah dilihat dari berbagai sisi yang memungkinkan orang untuk dapat menikmatinya. Seperti contoh gambar diatas adalah sebuah single dari musisi Thailand: Singto Numchock yang merilis singlenya dalam bentuk music box. Mereka masih melihat musik sebagai sarana kreatif dan buat banyak orang menjadikan musik sebagai saran hiburannya (rekreasi) tersendiri.
Industri Musik Yang Baru
Kita di era yang baru sekarang buat industri musik. Hitungan kesuksesan musisi bukan lagi soal berapa banyak jumlah keping yang terjual. Beberapa orang mengambil patokan dari berapa jumlah konser dan tiket penonton yang laku. Ada juga yang menghitung kesuksesan berdasarkan jumlah views di YouTube ataupun angka followers Twitter maupun fans di Facebook. Semua angka dianalisa demi meyakinkan apa yang dilakukan kita di industri musik mendapatkan hasil.
Buat gue kalau gue memegang satu produk musik lagi katakanlah itu artis atau album, gue akan melihatnya sebagai one-stop entertainment. Kesuksesannya akan berpatokan pada jumlah fans yang berhasil ikut serta berperan aktif pada karir siklus hidup si produk artis atau album ini. Jangka waktunya pun haruslah panjang dengan target per-tiga bulan untuk naik kelas ke tahap berikutnya. Format musiknya pun diambil dari yang paling banyak disukai oleh fans musiknya. Bisa itu fisik ataupun digital selama tugas menghibur kita bisa diterima dengan baik oleh fans.
Balik lagi, selama orang masih suka musik tentu saja industri musik masih tetap akan hidup dan musik kita harus bisa menjadi bagian dari hidup itu.

Kamis, 27 Maret 2014

Tips Menjual Lagu Ke Produser dan Penyanyi

Gue mendapat pertanyaan yang bagus lewat Twitter soal apa aja sih yang perlu diperhatikan saat menjual lagu ke produser atau penyanyi. So, let me try to answer this based on my experience.
1. Karakter Lagu. Pemilihan lagu oleh produser dan penyanyi biasanya berdasarkan kecocokan struktur nada dan lirik dengan penyanyinya. Maksudnya, penyanyi yang membangun karakternya sebagai penyanyi solo yang melankolis tentu lebih memilih lagu dengan tema cinta mendayu-dayu. Mereka mungkin akan menolak lagu-lagu bertempo cepat dan bertema sosial.
2. Packaging. Meskipun demo lagu yang mau disodorkan kepada produser dan penyanyi ini belum mencapai tahap menjual ke pasar, ada baiknya packaging saat memberikan demo tersebut juga diperhatikan. Packaging tersebut seperti kualitas rekam lagu haruslah baik didengar. Isinya ada baiknya minimal gitar dan vokal, jangan instrumen saja -kalau memang demonya untuk penyanyi atau jangan vokal saja. Sertakan juga judul lagu dan lirik lagunya.
3.  Publisher. Bisa jadi kamu sudah memiliki publisher ataupun belum. Publisher ini adalah yang bertanggung jawab untuk memastikan kamu, penulis lagu ataupun komposer, mendapatkan bayaran yang sesuai atas karya kamu  yang dikomersialkan. Misalkan kamu sudah memiliki publisher, sertakan nama mereka pada demo karya kamu agar bila produser dan penyanyi tersebut merasa cocok dapat menghubungi publisher tersebut masalah harga. Jika belum memiliki publisher, kamu dapat langsung menegosiasikan harga dengan produser atau penyanyi. Namun kerugiannya adalah kamu akan kesulitan mengontrol apabila karya kamu dikomersialisasikan dalam bentuk lain yang belum ada di kesepakatan kamu. Silahkan baca tulisan gue tentang pentingnya music publishing.
4. Negosiasi Harga. Menyambung point nomer tiga diatas, ketika produser dan penyanyi tertarik dengan lagu yang ditawarkan, mereka akan menanyakan harga yang kamu minta. Untuk patokan harga yang ideal memang tidak ada. Kita ingat kisah bagaimana Ahmad Dhani membeli lagu Neng Neng Nong Neng lewat program reality show Indonesian Idol. Ya seperti itulah negosiasi harganya suka suka!
5. Relationship. Jaga terus komunikasi dan hubungan baik tak hanya pada target produser dan penyanyi inceran kamu. Orang-orang disekitar mereka juga dapat memberikan peran agar lagu kamu dapat dinyanyikan atau diproduseri oleh target kamu. Atau bahkan siapa tau lagu kamu tidak cocok buat si target namun direkomendasikan ke penyanyi atau produser lain yang kira-kira cocok dengan lagu kamu. Eksistensi di komunitas musik ini yang dapat memperlancar karir kamu.
Begitulah lima tips dari gue dan mudah-mudahan apa yang dicita-citakan dapat tercapai :)

Selasa, 25 Maret 2014

Nasyid Indonesia - Tribute to Aden Edcoustic Konser 'Coz I'm Here For You'



Yaya Nuryasin | Fika MUPLA | ALI SASTRA | The Jenggot | Yogia VocaFarabi | Abay Motivasinger | Teddy SNADA | Adinarz Restu Cinta | Dodi Nahawan

3 lagu karya Aden Edcoustic di bawakan medley: 
Sahabat - Nantikanku di Batas Waktu - Jalan Masih Panjang

Taman Budaya Jawa Barat, Dago Tea House - 06 Februari 2014

Konser Tribute to Aden Edcoustic







Surat dari (Alm) Aden Edcoustic untuk Putrinya

Surat dari (Alm) Aden Edcoustic untuk Putrinya

Raziqa Zimael..

Kamu tahu, Ziqa, kenapa Abi memberi nama itu? Karena kau ditakdirkan untuk menjadi anugerah terindah, tidak hanya untuk Abi, tidak hanya untuk orang-orang terdekatmu, tapi seluruh umat manusia dimuka bumi ini..

Dan namamu tak ada satu pun yang memilikinya, cuma kamu sayang.. Cuma buat kamu…

Ziqa, saat Abi menulis surat ini, mungkin kamu masih terlalu kecil untuk bisa membaca, apalagi memahaminya. Tapi, 5 atau 10 tahun kedepan, saat kamu sudah bisa membuka internet, sudah bisa blogging, sudah punya facebook (kalo memang FB masih berlaku), semoga kamu menemukan tulisan ini..

Abi cuma pengen ngasih tau, Abi kangen sekali..

Abi kangen

Kamu tahu, selama ini Abi cukup puas bisa liat kamu, bisa meluk kamu, meski cuma dalam mimpi.. Tapi kenapa di mimpi terakhir kemarin, bertemu pun tak bisa.. Itu sangat menyakitkan sayang, dalam mimpi pun Abi tak bisa ketemu kamu..

Setiap ketemu temen kamu Hasya, anaknya om Fika, Abi suka inget kamu.. Hasya udah pinter ngomong, berarti kamu juga pasti udah pinter ngomong.. Kalian kan seumuran.. Abi suka numpahin kangen Abi sama kamu ke Hasya.. Itu cukup melegakan, tapi kadang menyesakkan..

Ziqa, ketika kelak kamu mulai memahami apa yang telah terjadi pada Abi sama Umi, semoga kamu bisa menjadi orang yang bijak dalam menyikapinya.. Bisa memandang satu hal dari berbagai sudut pandang..

Jaga Umi baik-baik, sayang.. Ditelapak kakinya ada surga, jadi jangan sampai ia menitikan airmata karena kecewa sama kamu.. Kamu mau benci atau marah sama Abi, gapapa, asal jangan lakukan itu sama Umi.. Ditelapak kakinya ada surga, sayang..

Sampai kapanpun Abi selalu menyayangimu.. Abi selalu ada dihatimu.. Meski sekarang sulit untuk ketemu, tapi Abi yakin suatu saat nanti kita akan sering bersama.. Bersama, hingga ke surga..
#Surat singkat, sederhana tapi sangat bermakna dan meneteskan air mata :’( ya Allah..

MASALAH REKAMAN


MASALAH REKAMAN

1.    Bagaimana sih proses untuk tim nasyid bias rekaman,,,trus gimana proses di studio terutama???
<Jawaban Ikhsan SNADA>

Mempunyai lagu ciptaan sendiri, tentukan jenis musiknya, diaransemen secara sederhana, minimal direkam di tape recorder di rumah atau kalau mau lebih sempurna direkam di studio rekaman 1 atau 3 lagu ciptaan sendiri tsb. Cari produser rekaman besar yang bisa dipercaya / sudah terkenal misalnya Blackboard, menurut pengalaman Snada blackboard cukup transparan dalam pembayaran royaltynya.

Minta tolong teman yang bekerja di Law Firm (Biro Hukum) untuk membantu membuat perjanjian kontrak dengan produser, jangan sampai munsyid dirugikan karena tidak tahu isi kontrak. Buat budget rekaman dan time table untuk diajukan kepada produser sebelum memastikan akan rekaman atau tidak. Proses rekaman dimulai dengan memilih alat perekam analog (pita) atau digital (computer) kelemahan hasil rekaman digital memang gain nya tidak setebal dengan pita rekam tapi kelebihannya digital : noise bisa dihilangkan dengan sangat sempurna, disarankan menggunakan digital karena akan mengirit biaya, waktu dan tenaga, kemudian pilih microphone yang paling bagus saran saya gunakan NEWMAN (biasanya studio rekaman besar punya, mahal sih harganya bisa mencapai Rp.65 juta) kemudian mengumpulkan berbagai macam lagu yang sudah tercipta, adakan rapat pemilihan lagu sesuai dengan suara terbanyak. Setelah terpilih (biasanya hanya 10 lagu), susun lagu2 untuk side A dan side B.

Rekaman Dilakukan berdasarkan prioritas kemudahan aransemen musik dan vocalnya, dahulukan yangpaling mudah dan sederhana. Dimulai dengan membuat musik panduan / guide dengan keyboard sesuai dengan aransemen yang sudah dibuat tapi guide tidak boleh terlalu lengkap bunyinya, cukup suara chord nya saja. Rekam lead vocal 1 dan 2. Backing vocal dan Bass Vocal bisa salah satu direkan duluan tergantung kebutuhan, kalau format acapella, dahulukan Bass, kalau formatnya ada instrument musiknya dahulukan backing vocal (Rhythm 1-2-3-4). Setelah direkam semua suara, mixing secara sederhana dulu, dan didengarkan bersama. Kalau masih kurang puas mixing ulang atau kalau perlu take vocal ulang sampai sempurna. Lanjutkan ke lagu2 berikutnya.

Proses mixing adalah proses yang sangat berat sebab memerlukan kejelian pendengaran terhadap balancing suara maupun kepekaan susuan nada di chord yang berjalan. Usahakan dalam mixing jangan memaksakan diri, jika dirasakan sudah penat jangan dilanjutkan, istirahat dulu 2 hari kemudian mixing kembali. Setelah semua lagu dimixing secara sempurna, didengarkan lagi bersama2 jika masih ada yang kurang sempurna take vocal ulang dan mixing ulang. Jika semua lagu sudah sempurna, dibuat master recording kalau bisa diburning di CD jangan lupa menyimpan format data tracknya ke dalam CD lain untuk digunakan nanti untuk backup jika terjadi sesuatu di harddisk terhapus misalnya. Kemudian hasil compile master record diserahkan ke produser untuk diperbanyak.
Rancang cover dan isinya dengan kreasi sendiri, kalau mau lebih bagus minta tolong kepada yang profesional (perusahaan percetakan terkenal).

2.    Aransemen lagu itu bagusnya dalam kondisi kaya' gimana, persiapan atau pendahuluannya gimana,,,yang penting gimana bisa tercipta aransemen yang bagus?

<Jawaban Ikhsan SNADA>

Untuk mengaransemen suatu lagu perlu pengetahuan musik, pengetahuan susunan not dalam chords dan mahir menyusun chords, minimal mahir memainkan gitar. Jika tidak mempunyai ilmu ini proses rekaman akan memakan biaya yang sangat besar, karena untuk sewa arranger saja untuk satu lagu bisa mencapai Rp.1 juta. Kalikan saja 10 sudah berapa ? Persiapan aransemen lagu : pilih lagu yang sederhana yang kira2 mudah diaransemen. Pelajari lagu dan notasinya, nyanyikan bersama, susun vocal pengiring ; kalau formatnya acapella tentukan jenis musiknya, susun bass dahulu kemudian tentukan pecahan suara (chords) berikut aransemen per bagian nya. Yang ideal dalam susunan aransemen : Prelude - Bait 1-2 - Reff - Interlude - Bait 1 / 2 - Reff - Coda - Fine (penutup). Aransemen yang bagus tergantung dari keahlian arangernya, pengetahuan musik dan vokalnya, trend musik yang sedang digemari. Saran saya, aransemen tidak perlu rumit, yang penting chords harmonis, aransemen sederhana, pesan dari lagu mudah diterima, dihafalkan dan mudah dikenang.

3.    Kira – kira budget untuk proses rekaman berapa? Tolong dirincikan?

<Jawaban Ikhsan SNADA>

Biaya rekaman demo tentu saja kita sendiri yang nanggung.
Kalau mau sewa music arranger biasanya mereka memasang tarif Rp. 1 juta per lagu.

Jika sudah disetujui produser dan teken kontrak semua biaya rekaman mulai dari lagu pertama sampai terakhir produser yang nanggung. Khan saya sudab bilang pertama kali harus susun budget :
  1. Biaya rekaman per shift ( 1 shift = 6 jam ), kadang ada juga studio yang hitungan sewanya per jam. Untuk merekam 1 lagu kalo aransemen sudah rapi diaransemen sendiri (acapella) hanya butuh waktu 4 shift (24 jam) dalam arti 4 kali kehadiran. Kalau dengan musik bisa lebih cepat, tergantung kelengkapan musiknya, mau orkestra atau minimalis. Kalau dengan orkestra bisa lebih lama, tapi kalau mau minimalis hanya dengan percussion aransemennya paling hanya 1 shift ( 6 jam ) saja. Hitung jumlah lagu X rata2 shift per lagu.

Misalnya 10 lagu X 4 shift = 40 shift X 6 jam = 240 jam.
Biasanya biaya rekaman per shift (1 jam) untuk studio digital yang bagus
Rp.60 ribu - Rp.100 ribu.
Kita misalkan saja Rp. 100.000 X 240 = Rp. 24.000.000.
Ini baru hitungan untuk rekaman.

  1. Transportasi dan uang makan per orang per kehadiran. Anggarkan saja Transportasi dan uang makan per orang per kehadiran Rp. 100.000. Jadinya misalkan anggotanya 6 orang, 6 X 40 X Rp.100.000 = Rp. 24.000.000.

  1. Mixing per lagu biasanya butuh 3 hari, hitungannya biasanya tergantung jumlah jam yang digunakan untuk mixing.

Misalnya mixing 1 lagu butuh 6 jam, maka 10 lagu X 6 jam X Rp.100.000 = Rp.6.000.000.

Untuk mixing kalau bisa untuk ngirit biaya, salah satu anggota tim nasyid yang mempunyai kepekaan pendengaran yang bagus dan mengerti aransemen dipilih untuk membantu mxing operator rekaman agar sesuai dengan selera tim nasyid.

  1. Mastering yang ngirit biaya gunakan CD saja, murah meriah dan hasilnya lebih sempurna karena noise bisa dihilangkan 100 %.

  1. Anggarkan biaya foto session dan biaya cetak separasi (termasuk biaya design cover).

Untuk ambil lagu orang, yang perlu dipersiapkan adalah MOU tertulis di atas meterai. Perjanjian bisa diatur terserah kesepakatan pencipta dengan munsyidnya. Ada yang mau royalty, ada juga yang mau beli putus. Biasanya untuk pencipta profesional seperti Trie Utami misalnya, dia pasang Rp. 2 juta per lagu beli putus. Jangan sampai ngambil lagu orang tanpa izin, hukumannya berat, bisa masuk penjara 7 tahun atau bayar Rp. 1 milyar. Kemudian di dalam cover kaset, walaupun lagu sudah dibeli putus, nama pencipta aslinya harus tetap dicantumkan untuk moral rights sang pencipta.


10 Sebab Kegagalan Sebuah Grup Nasyid

10 Sebab Kegagalan Sebuah Grup Nasyid :

1. Mereka tidak memiliki tujuan
Jika Anda tidak memiliki tujuan dalam mengembangkan karier, bagaimana Anda bisa mendeteksi sebuah kemajuan? Bisnis musik adalah bisnis yang keras, apalagi jika Anda tidak memiliki panduan yang jelas. Kebanyakan label rekaman, penerbit musik, manajer, produser, pengacara hiburan dan bahkan agensi booking tidak akan mau bekerjasama dengan artis yang belum jelas menentukan arah dan tujuan bagi drup nasyidnya. Mereka lebih memilih untuk bekerjasama dengan musisi yang memiliki tujuan jelas dan cekatan.

2. Mereka tidak memiliki perangkat menuju kesuksesan
Berlawanan dengan kepercayaan orang banyak, sebenarnya memang ada sebuah“proses” untuk menjadi musisi professional dan mendapatkan sebuah kontrak rekaman.Industri musik dipenuhi dengan rumor, mitos dan misinformasi yang membuatnya sulit untuk menggoreskan kesuksesan di atasnya. Dengan memahami bagaimana industri musik ini bekerja tentunya dapat menjadi asset yang sangat berharga.Bagian dari “proses” yang di maksud ini termasuk di antaranya adalah penggunaan“perangkat” khusus yang telah menjadi standar dalam ruang lingkup industry musik! Daftar berikut memuat beberapa perangkat wajib yang Anda butuhkan gunamengejar karier yang serius sebagai musisi professional.

PRESS KIT/PROMO PACK
a. Sebuah demo kaset/CD yang berisikan 3-5 lagu TERBAIK grup nasyid
Anda. (Kualitas jelas berpengaruh!)
b. Biografi artis. (Informasi penting tentang sang artis,
termasuk siapa saja mereka, apa yang mereka lakukan, apa yang sedang
mereka kerjakan, dan sebagainya.)
c. Daftar lagu (song list). (Seluruh judul lagu yang dibawakan
oleh sang artis, milik sendiri atau cover)
d. Lirik-lirik lagu. (materi lirik-lirik lagu milik sang artis
yang termuat dalam demo mereka.
e. Foto artis.
f. “Write-ups.” (Berbagai kisah menarik atau resensi yang
ditulis media cetak tentang sang artis, bisa juga mengenai liputan
tentang mereka di radio maupun televisi.)

MAILING LIST
Salah satu faktor terpenting dari kesuksesan Anda adalah dengan membangun,memelihara serta memaksimalkan pemanfaatan mailing list. Milis ini terdiri darinama-nama dan kontak informasi para penggemar, kontak media, pelaku industry musik dan siapa saja yang memiliki minat yang sama (bisnis dan sebaliknya) dengan Anda (sang artis). Sebuah mailing list dapat menjadi asset yang berharga bagi artis siapa saja apabila mereka memanfaatkannya secara maksimal.

DAFTAR TARGET MEDIA
Pemanfaatan media guna mendukung kemajuan karier Anda merupakan hal yang sangat penting sifatnya. Ini mencakup di antaranya penerbitan-penerbitan industri musik, majalah-majalah, surat kabar, radio, televisi dan internet. Sebuah grup nasyid yang sangat berbakat dan secara berkesinambungan melakukan promosi bagi kemajuan kariernya. Memiliki kesempatan yang besar untuk mendapat “perhatian” untuk dikontrak label rekaman.
Pernahkah Anda mendengar orang berkata, “saya nggak pernah lihat dan nggak pernah tahu grup nasyid mereka.” Nah, Anda harus berlawanan dengan komentar tadi!Berusahalah untuk selalu “tampil” sebanyak mungkin di depan banyak orang.Penuhi keingintahuan industri dan khalayak luas dengan aksi grup nasyid Anda maka dijamin grup nasyid Anda akan tampil di banyak
tempat!
Manfaatkan penggunaan media dengan memasang iklan atau beriklan secara gratis,sebarkan rilis pers, write-ups dan resensi, dan kalau bisa usahakan tampil diradio dan juga televisi juga.


3. Mereka tidak memiliki seseorang untuk memandu karier
Salah satu tanggungjawab dari manajer personal adalah untuk membantu artis mengambil keputusan yang berhubungan dengan karier musik mereka. Masalahnya,kebanyakan artis biasanya tidak memiliki banyak waktu untuk mencari manajemen yang bagus. Biasanya ini terjadi karena kebanyakan manajer yang professional dan berpengalaman, sibuk sendiri dengan klien mereka masing-masing.
Karena alasan inilah, banyak musisi yang lantas meminta kawan mereka sendiri untuk menjadi manajer. Yang sering terjadi kemudian, sang teman tadi ternyata justru cenderung menjadi seorang booking agent dibandingkan manajer personalband. (Lebih gampang mencarikan panggung tentunya dibandingkan harus memandukarier musik artis!) Karena “teman-teman” ini sangat awam dengan bisnis musik,mereka terkadang jatuhnya malah sering mempersulit dibanding mempermudah.
Jika memang manajer yang Anda cari, maka carilah manajer! Jika teman- teman Anda berniat untuk membantu, mereka bisa menjual tiket di konser atau belajar mengoperasikan lighting! Jangan pertaruhkan karier band Anda di tangan seseorang yang sama sekali tidak memahami cara bekerja bisnis musik apalagi tidak berpengalaman sama sekali di dunia bisnis yang satu ini.

4. Mereka menunggu untuk ditemukan
Jika Anda “menunggu untuk ditemukan,” saya punya satu pertanyaan sederhana…

“APA YANG SEBENARNYA YANG KAMU TUNGGU?”

Ini seperti berkata, “Saya sedang menunggu sukses!” Jelas tidak masuk akal! Apayang dimaksud oleh musisi-musisi ini ketika mereka bilang tengah menunggu untuk ditemukan sebenarnya adalah: “Saya sudah mentok karena benar-benar nggak tahu harus melakukan apa lagi!” Tidak ada yang perlu ditunggu-tunggu, mulai lakukan sesuatu, SEKARANG!

Demand discovery, never wait for it!

5. Mereka kurang berdedikasi
Banyak band yang telah manggung bareng selama lebih dari 10 tahun sebelumakhirnya mendapatkan kontrak rekaman! Itulah dedikasi! Itulah kegigihan!Keuletan seperti itulah yang dapat membawa artis/band ke puncak kesuksesan dibisnis musik. Anda tentu tidak perlu tampil 10 tahun lamanya sebelum“keajaiban” terjadi, namun, bila Anda memiliki dedikasi untuk mengarungi suka-duka dan sukses menghalau segala rintangan yang manghalang, agaknya Anda sudahsemakin dekat dengan “keajaiban” tersebut.

6. Mereka benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan
Oke, berikut ini adalah; “3 Rahasia Besar untuk menjadi Sorang MusisiProfesional dan Mendapatkan Kontrak Rekaman!”
Asah terus bakat Anda! Latihan, latihan, latihan!
Didiklah diri Anda dengan berbagai pengetahuan tentang bisnis musik! Jangansekali-sekali beranggapan kalau Anda mengerti semuanya, cari tahu! Jika Andaberfikir akan tahu dengan sendirinya nanti. Anda benar, memang begitu, tapi initerjadi setelah Anda tersandung dan jatuh berkali-kali. Jauh lebih pelik dariyang Anda bayangkan! Memang asyik-asyik saja belajar sambil mempraktekannya,tapi jangan sampai belajar dari kesalahan yang terjadi berkali-kali, dong! Inisangat memakan waktu dan sangat menyakitkan bagi diri Anda sendiri tentunya.Carilah fakta-fakta dan pelajari bisnis ini dengan cara yang benar!
Promosi, promosi, promosi! Mungkin Anda adalah musisi terhebat atau penyanyipaling sensasional yang pernah ada di planet ini, tapi kalau tanpa di dukungpromosi, siapa yang tahu?

7. Mereka lebih banyak punya alasan mengapa mereka tidak bisa dibandingkanmereka bisa!
Banyak musisi yang belum apa-apa sudah memasang banyak penghalang di benakmereka. Hal ini malah membuat mereka jauh dari kesuksesan. Jangan biarkankekurangan PD merongrong bakat atau karier musik yang telah Anda impi-impikansejak lama. Ego yang sehat malah dibutuhkan dalam bisnis musik. (seorangego-maniak tidak mendapat tempat di sini!)

8. Mereka tidak memiliki komitmen jangka panjang
Jika Anda tidak jujur melihat diri Anda sendiri sebagai seorang musisi lebihdari 6 bulan sampai satu atau dua tahun, maka Anda sedang melalui sebuah faseyang bagi kita musisi “beneran” selalu berharap agar Anda MENGHILANGsecepatnya! Menjadi seorang musisi adalah kerja keras seumur hidup, bukannyaiseng-iseng! Musisi-musisi yang sukses di industri musik tidak sekadarmemasukkan jempol kaki mereka untuk memeriksa keadaan air, mereka langsungterjun dengan
kepala mereka lebih dahulu dan TIDAK pernah melihat ke belakang lagi! SekaliAnda telah menjadi seorang musisi maka seumur hidup Anda akan terus menjadimusisi!

9. Mereka tidak serius
Jika Anda memperlakukan musik hanya sebagai hobi, maka selamanya ia akan sepertiitu! Jika Anda tidak menggiring musik dan band Anda menjadi serius, maka tidakseorangpun yang akan mau serius dengan band Anda! Jika tujuan Anda adalahmenjadi musisi professional, Anda harus menampilkan diri Anda dan apa yang Andalakukan secara professional pula!

10. Mereka tidak berbakat sama sekali

Salah satu alasan terbesar mengapa begitu sulit untuk menembus bisnis musikadalah karena bisnis ini merupakan bisnis yang kompleks. Semua orang kebeletmenjadi bintang. Apa yang membuatnya semakin sulit ditembus ternyata karenamakin banyak lahir musisi jadi-jadian yang merusak kesempatan bagimusisi-musisi berbakat! Label-label rekaman dibombardir dengan demo-demo“sampah” yang sangat jauh dari standar industri musik. Tidak heran makanyademo-demo ini kemudian langsung berakhir di keranjang sampah walau belum sempatdibuka sama sekali! Ini artinya bagi musisi professional, orang tersebut harusmenunggu sampai bagian A&R dari label-label rekaman tersebut selesaimenyortir satu-persatu ribuan “sampah” tersebut sebelum akhirnya benar-benardibuka dan disimak oleh mereka.

All Songs (Yaya Nuryasin)

All Songs (With Nasyid Indonesia)

All Songs (With Na'am Nasheed)