http://www.nasyid.com/modules.php?name=Search&query=&topic=10Republika
Laporan : Rusdi Nurdiansyah
Laporan : Rusdi Nurdiansyah
Grup nasyid bermunculan. Personelnya dari anak-anak
hingga dewasa. Jenis musik Nasyid, sebelumnya lebih akrab di telinga kalangan
pesantren. Kalaupun mampu berkiprah di luar pesantren, paling-paling hanya
sekadar untuk perayaan hari-hari besar keagamaan semata.
Namun, secara perlahan keberadaan musik nasyid --yang
melantunkan syair-syair bernafaskan Islam-- itu, kini telah diakui dan mendapat
tempat di tengah masyarakat luas.
Fenomena ini bisa dikatakan merupakan langkah awal menuju
kebangkitan musik Islami. Buktinya, telah banyak grup nasyid muncul di berbagai
acara dari mulai televisi, radio hingga konser. ''Jumlah penggemarnya pun kian
hari kian menggelembung,'' ungkap Muhammad Thufail, salah seorang vokalis Qatrunada,
kelompok musik nasyid kenamaan di tanah air.
Tidak hanya itu saja. Menurut Thufail, sudah banyak
tercatat artis dan grup musik bernuansa Islam yang dapat menembus pasar musik
dunia. Di antaranya Usrah Ar-raihan Group, Raihan Group, Rabbani Rabbani, Hijaz
Group, Brothers Group, Nadamurni Group, Arabic, Ar Rahmani bil Quran English,
The Zikr Group, dan Usrah As-Shoff Group.
Kecuali itu masih ada Al-Anwar Group, Other Group,
senandung Islami oleh Yusuf Islam yang dahulu dikenal sebagai penyanyi legendaris
Cat Stevens, Malik Shahid, penyanyi islam kelahiran Quebec Kanada yang
menyanyikan lagu-lagu hip-hop dan rap dengan syair-syair bernuansa Islam, dan
Asahabu Taqwa (kelompok musik Islam kulit hitam).
Lalu bagaimana di Indonesia? ''Musik Islami pada saat ini
berkembang cukup baik, salah satunya senandung Islami atau lebih dikenal dengan
sebutan nasyid,'' jelas Thufail. Seni musik Islam, lanjutnya, sangat
mempengaruhi perkembangan kebudayaan di Indonesia. Banyak seni budaya
tradisonal terutama musik dipengaruhi syair dan irama gaya musik Islam.
Seni nasyid merupakan bagian dari khasanah musik Islam
Indonesia. Selain menampilkan keindahan suara, juga merupakan media dakwah yang
cukup efektif. Kini, banyak sekali bermunculan grup nasyid yang personelnya
dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Tidak hanya berkembang di
lingkungan pesantren tapi juga di sekolah-sekolah, kampus, hingga ke pelosok
kampung.
Harus diakui, citra musik Islam adalah musik Arab memang
masih kuat melekat pada nasyid. Kendati dalam perkembangannya telah
bersinggungan dengan etnis lain. Contohnya, ada yang mengedepankan accapella
[vokal], ada yang murni dengan rebana, tak sedikit menonjolkan unsur musik
perkusi.
Di Indonesia, sebenarnya, irama-irama musik bernuansa
Islami sudah lama didendangkan oleh kelompok musik asal Bandung, Bimbo.
Kemudian Kantata Taqwa kian mempertebal kehadirannya. Tapi, seiring maraknya
kehadiran stasiun televisi, kini cukup banyak bermunculan artis dan kelompok
musik berirama Islam; Snada, Qatrunada, Kiai Kanjeng, dan Hadad Alwi.
Dapatkah artis dan kelompok musik nasyid bersaing dengan
jenis musik lainnya yang lebih ngetren?. Tentunya jawabnya bisa. Ini bila
melihat begitu antusiasnya penonton terutama anak-anak muda menyaksikan
kelompok musik kondang asal Malaysia, Reihan, yang tampil beberapa waktu lalu
di berbagai daerah di Indonesia.
Jumlah penonton konser grup musik ini, ternyata dapat
mengimbangi penonton konser musik pop dan rock yang pernah ada. Tak
mengherankan, Raihan, dapat merebut sebagian besar hati penikmat musik di
Indonesia. Di Malaysia sendiri musik nasyid amat digemari dan mampu sejajar
dengan musik pop dan rock.
Bahkan, lanjut Thufail, grup itu sempat manggung di
hadapan Ratu Inggris, Elizabeth. Ini, merupakan pengakuan dunia terhadap
kesenian Islam. Tidak hanya itu. Kini, Grup Raihan pun memulai debutnya dengan
main di film Syukur 21.
Di Indonesia, grup musik nasyid Snada pun kini mempunyai
banyak pengemar. Snada pun melesat menembus studio Musica, dan mampu melempar
10 ribu keping album. Grup vokal Snada ini juga berhak mendapatkan penghargaan
'Platinum Award' lewat album terakhirnya, Neo Shalawat.
Album Neo Shalawat bukan cuma diedarkan di Indonesia,
tapi juga diluncurkan sampai ke negeri-negeri jiran. Konon, penjualan album ini
di luar negeri cukup sukses. Jadilah nama Snada kian berkibar di jagad musik
dalam negeri.
Selain Snada, kelompok musik lainnya yang kini meramaikan
dunia musik nasyid adalah Qatrunada. Grup Nasyid asal Jakarta ini didirikan
1998 lalu. Grup yang beranggota empat orang vokalis pria ini telah melakukan
pentas ke berbagai negara seperti Malaysia, Thailand, Australia, Yordania,
Prancis dan Jerman.
Ada sebuah cerita bisnis tarik suara Qatrunada
berkembang. Tatkala mengunjungi sebuah negara, mereka selalu memperkenalkan
musik nasyid tersebut kepada warga muslim setempat. Tak heran bila akhirnya
musik nasyid yang mereka bawakan mudah diterima sebagai seni musik Islam.
''Keinginan kami ingin meluaskan ajaran Islam. Teknik
dakwah bisa dilakukan banyak cara. Kali ini lewat hiburan yang Islami,
sekaligus menghapus citra negatif tentang Islam yang selama ini banyak
disalahartikan oleh orang lain,'' papar Fairuz Abady, manajer Qatrunada.
Qatrunada beranggotakan Muhammad Thufail, Aburawah,
Kurnia Sasmita dan Taufik Hakim. Sejak berdiri mereka telah menghasilkan enam
album, Setitis Embun, Asmaul Husna, Takbir, Rafiqul A'la, Janji Tuhan itu
Pasti, dan Kasih Sayang. Qatrunada berarti setetes embun, yang dimaksudkan
dapat menjadi penyejuk hati manusia yang rentan dengan kealpaan dan sikap
negatif.
Semua karya mereka mengajak manusia untuk selalu ingat
dan beribadah kepada Allah SWT, dengan menjalankan perintah dan menjauhi
larangan-Nya, yang dikemas dalam bentuk lagu dengan iringan perkusi. Meski nama
Qatrunada telah populer di kalangan para pecinta nasyid, namun mereka enggan bila
dikatakan sebagai artis.
Abdullah Gymnastiar, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren
Daarut Tauhiid yang karib disapa Aa Gym --melalui radio MQ AM yang kini pindah
jalur ke FM-- pada setiap kesempatan selalu mengangkat nasyid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar